Mohon tunggu...
Fajar Wicaksono
Fajar Wicaksono Mohon Tunggu... -

Penggemar Bus. K-Popers, Khususnya Inspirit. Fotografer Freelance.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Sekolah SABIT, Mendidik dari Alam

2 Mei 2016   09:18 Diperbarui: 2 Mei 2016   09:32 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu Anak didik sekolah SABIT yang melakukan eksperimen di "Science Fair", Sabtu (30/04). Atas Perkenan : Dokumentasi Pribadi

30 April 2016, adik saya Hafiz Nurul Haq beserta dengan siswa-siswa yang lain mengadakan pameran Science Fair yang diselenggarakan SABIT (Sekolah Alam Bambu Item). Siswa-siswa di sini melakukan pelbagai eksperimen dengan korelasi dengan ilmu sehari-hari dan ilmu Agama Islam yang ia peroleh selama pengajaran berlangsung sebelum pelaksanaan Science Fair di sana.

lbh-20160414-157-jpg-5726b8562f977321056cd0b8.jpg
lbh-20160414-157-jpg-5726b8562f977321056cd0b8.jpg
Salah satu guru/pembimbing di SABIT. Tampak ceria dan senang anak didiknya melakukan eksperimen di Science Fair. Atas Perkenan : Saya Pribadi

Untuk mengenal singkat tentang sekolah SABIT, izinkan saya untuk menganalisisnya secara amatiran. Juga dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei.

SABIT atau Sekolah Alam Bambu Item, merupakan salah satu institusi pendidikan dengan integrasi terhadap alam dan implementasi kurikulum pendidikan di Indonesia. Berbasis di Desa Bojong Kulur, Kab. Bogor (kurang lebih 10 km dari Pusat Kota Bekasi).

Apa yang diajarkan?

Di sekolah ini, SABIT memiliki interaksi langsung dengan alam. Anak-anak di sini diajarkan secara tidak terpaksa, sesuai kemampuan dan kemauan anak didiknya dan biasa mendidik dengan budi pekerti.

Di sekolah ini, SABIT tidak mengenal seragam sekolah yang umum dilakukan, namun SABIT melakukan implementasi dan peranan besar terhadap ilmu yang dilakukan oleh anak didiknya. Dengan interaksi alam ini, anak-anak melakukan implementasi langsung terhadap alam. Seperti, melakukan banyak eksperimen dan menghasilkan pameran, seperti yang diadakan Sabtu kemarin (30/04).

Sekolah ini juga mengajarkan melatih profesionalitas pada anak didik sejak usia dini, seperti membuat perencanaan dengan matang, mengajarkan membuat detail tugas dan pekerjaan yang dihadapi anak didiknya serta melakukan sebuah kerjasama tim yang solid. Dengan pengajaran ini, anak didik di sekolah ini sudah mendapatkan sebuah karakter yang ada pada anak didiknya. Sesuai dengan visi SABIT, Cerdas, Kreatif dan Mandiri.

----

Iya, kurang lebih sistem pendidikan kita yang sebenarnya adalah mendidik anak kita dari segi potensi, bakat dan kemampuan anak kita sendiri. Tidak terbebani oleh beban pelajaran yang menumpuk pada diri anak itu sendiri, seperti femomena yang umum terjadi pada masyarakat kita sekarang.

Justru dengan berinteraksi dengan alam, anak-anak diajarkan untuk lebih peduli dan lebih mawas diri terhadap apa yang ada di sekitarnya.

Tak apalah jika anak-anak sekarang lebih menyukai gadget atau alat elektronikdan lebih senang bermain. Justru, anak-anak itu harus dipantau dan diketahui potensinya dengan permainan tersebut. Tentu dengan pembatasan permainan yang sesuai dengan kemampuan usianya.

Melihat potensi anak didik sejak dini, membangun karakter dan mengembangkan implementasi ilmu pengetahuan menjadi hal dasar yang mutlak dilakukan untuk pendidikan kita.

Dengan sekolah SABIT ini, saya berharap sekolah-sekolah formal yang lain punya kemauan yang kuat untuk membimbing anak-anak didiknya dengan hati yang tulus dan tidak memaksa kemampuan anak didiknya.

Satu hal terpenting bagi kita adalah, mendidik anak kita bisa dilakukan dimulai dari rumah kita dan dari keluarga kita sendiri.

Ilmu yang Bersinergi, Untuk Membangun Negeri.

Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Salam, Penggemar Bus dan K-Popers.

Fajarbuslovers. (Instagram: @fajarpbb)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun