[caption id="attachment_172012" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Liam Neeson and Sam Worthington in Wrath of the Titans (Photo by Warner Bros. Pictures � © 2012 Warner Bros. Entertainment Inc. and Legendary Pictures Funding, LLC)"]
[/caption] Directed by Jonathan Liebesman Starring: Sam Worthington, Rosamund Pike, Liam Neeson, Ralph Fiennes, Bill Nighy, Edgar Ramires, Toby Kebbell
Sequel ini sebenarnya tidak terlalu penting menurut saya. Berkat kesuksesan komersil dari
remake Clash of the Titans di tahun 2010 (film aslinya di tahun 1981 dengan teknologi jauh lebih minimalis malah lebih bagus) dan menghasilkan
internet viral dengan
quote "release the Kraken," membuat Warner Bros merasa cukup yakin dengan
sequel ini. Masih dengan keyakinan yang sama bahwa Dewa atau Tuhan tidak hidup abadi,
Wrath memang menampilkan cerita yang lebih besar. Perseus (Worthington), sang manusia setengah dewa, sekarang sudah hidup damai dengan sang anak, Helius. Perseus tiba-tiba mendapati kunjungan tak langsung dari Zeus (Neeson), dewa segala dewa yang juga merupakan ayah Perseus. Zeus meminta tolong lagi kepada Perseus untuk menyelamatkan dunia, sebab akan ada bencana besar lewat monster Kronos yang mampu menghancurkan peradaban umat manusia. Kembalilah Perseus bertualang demi menyelamatkan keluarganya sendiri dan dibantu yang lainnya seperti Anromeda (Pike), Agenor (Kebbell), dan Hephaestus (Nighy).
Wrath diisi dengan pengkhianatan para dewa, mulai dari Ares (Ramires), sang dewa perang yang ternyata berbelot untuk lebih menguasai dunia, hingga Hades (Fiennes) yang ternyata masih memiliki hati. Film ini sebenarnya diisi oleh para jago akting, tapi sayang berkat naskah yang tumpul, para aktor ini hanya menjadi tempelan. Premisnya sebenarnya masih sama seperti
Clash, hanya penggantian monster saja. Bila di
Clash adalah Perseus Vs. Dewa-dewa Vs. Kraken, sedangkan di
Wrath adalah Perseus Vs. Dewa-dewa Vs. Kronos. Tapi yang saya bilang tadi, film ini lebih besar dan lebih lucu ketimbang film sebelumnya. Juga teknologi3D-nya jauh lebih baik. Bila di film pertama teknik konversi 3D sangat parah dan gambar yang dihasilkan blur. Sedangkan di film kedua 3D-nya jauh lebih baik, walaupun masih membingungkan dan 3D hanya sebagai alat pengeruk uang. Nilai tinggi yang saya suka dari
Wrath adalah kehadiran Bill Nighy, aktor veteran Inggris yang memang jago melucu. Karakter Nighy, Hephaestus, dewa terbuang yang dulu membuat senjata para dewa, berhasil mengolok-olok film ini sendiri. Jangan lupa juga bahwa kita bisa melihat visualisasi neraka menurut kcamata Hollywood.
Wrath sangat kacau, banyak adegan klise, dan berlebihan. Tapi itu semua membuat film ini menjadi gila dan menyenangkan. Walaupun tetap tidak lebih baik dari film pertamanya,
Wrath tetap menghibur. (trailer
di sini)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya