Mohon tunggu...
Fajar Billy Sandi
Fajar Billy Sandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a hidden king of rock and roll

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

#13 A Week at the Movies: Membunuh 2 Tuhan, Bernyanyi "Zou Bisou Bisou," dan Menginap di Hotel Berhantu

31 Maret 2012   14:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:12 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_172012" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Liam Neeson and Sam Worthington in Wrath of the Titans (Photo by Warner Bros. Pictures � © 2012 Warner Bros. Entertainment Inc. and Legendary Pictures Funding, LLC)"]

13332024301911817850
13332024301911817850
[/caption] Directed by Jonathan Liebesman Starring: Sam Worthington, Rosamund Pike, Liam Neeson, Ralph Fiennes, Bill Nighy, Edgar Ramires, Toby Kebbell Sequel ini sebenarnya tidak terlalu penting menurut saya. Berkat kesuksesan komersil dari remake Clash of the Titans di tahun 2010 (film aslinya di tahun 1981 dengan teknologi jauh lebih minimalis malah lebih bagus) dan menghasilkan internet viral dengan quote "release the Kraken," membuat Warner Bros merasa cukup yakin dengan sequel ini. Masih dengan keyakinan yang sama bahwa Dewa atau Tuhan tidak hidup abadi, Wrath memang menampilkan cerita yang lebih besar. Perseus (Worthington), sang manusia setengah dewa, sekarang sudah hidup damai dengan sang anak, Helius. Perseus tiba-tiba mendapati kunjungan tak langsung dari Zeus (Neeson), dewa segala dewa yang juga merupakan ayah Perseus. Zeus meminta tolong lagi kepada Perseus untuk menyelamatkan dunia, sebab akan ada bencana besar lewat monster Kronos yang mampu menghancurkan peradaban umat manusia. Kembalilah Perseus bertualang demi menyelamatkan keluarganya sendiri dan dibantu yang lainnya seperti Anromeda (Pike), Agenor (Kebbell), dan Hephaestus (Nighy). Wrath diisi dengan pengkhianatan para dewa, mulai dari Ares (Ramires), sang dewa perang yang ternyata berbelot untuk lebih menguasai dunia, hingga Hades (Fiennes) yang ternyata masih memiliki hati. Film ini sebenarnya diisi oleh para jago akting, tapi sayang berkat naskah yang tumpul, para aktor ini hanya menjadi tempelan. Premisnya sebenarnya masih sama seperti Clash, hanya penggantian monster saja. Bila di Clash adalah Perseus Vs. Dewa-dewa Vs. Kraken, sedangkan di Wrath adalah Perseus Vs. Dewa-dewa Vs. Kronos. Tapi yang saya bilang tadi, film ini lebih besar dan lebih lucu ketimbang film sebelumnya. Juga teknologi3D-nya jauh lebih baik. Bila di film pertama teknik konversi 3D sangat parah dan gambar yang dihasilkan blur. Sedangkan di film kedua 3D-nya jauh lebih baik, walaupun masih membingungkan dan 3D hanya sebagai alat pengeruk uang. Nilai tinggi yang saya suka dari Wrath adalah kehadiran Bill Nighy, aktor veteran Inggris yang memang jago melucu. Karakter Nighy, Hephaestus, dewa terbuang yang dulu membuat senjata para dewa, berhasil mengolok-olok film ini sendiri. Jangan lupa juga bahwa kita bisa melihat visualisasi neraka menurut kcamata Hollywood. Wrath sangat kacau, banyak adegan klise, dan berlebihan. Tapi itu semua membuat film ini menjadi gila dan menyenangkan. Walaupun tetap tidak lebih baik dari film pertamanya, Wrath tetap menghibur. (trailer di sini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun