Minggu ini saya menonton tujuh film (sepertinya program one day, one movie saya sedang berjalan) dan semuanya memiliki beberapa tema sama yaitu politik, biopic, seks, dan diangkat dari buku. Beberapa saya tonton di bioskop, beberapa saya tonton di DVD untuk pertama kali, dan beberapa saya tonton ulang. Selamat hari Minggu dan selamat menonton! (FBS)
Game Change (2012) A [caption id="attachment_169237" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Julianne Moore and Ed Harris in Game Change (© 2012 - HBO)"][/caption] Directed by: Jay Roach Starring: Julianne Moore, Ed Harris, Woody Harrelson Saya bukan orang yang suka dengan politik. Hal-hal yang berbau politik hampir selalu saya hindari. Agak sedikit tidak yakin memang bagi saya untuk pertama kali menonton Game Change di HBO, ini film televisi soal politik dan politik Amerika pula, politik Indonesia saja saya sudah malas. Tapi setidaknya Game Change mencoba "mempertontonkan" kepada publik tentang sosok Sarah Palin, yang lebih saya kenal dari lelucon yang disampaikan oleh Tina Fey dalam Saturday Night Live. Game Change bercerita tentang dibalik layar pesta hingar bingar pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2008 dan terpilihnya sosok Sarah Palin (Moore) menjadi calon wakil presiden dari pasangan calon presiden John McCain (Harris) dari partai republik. Dunia tahu bahwa kala itu yang menang adalah Obama. Di film yang diangkat dari buku yang berjudul sama karya John Heilemann dan Mark Halperin ini mencoba mengangkat sosok Sarah Palin yang kontroversial, yang kalau boleh dibilang dalam film ini digambarkan sebagai robot yang diatur sedemikian rupa untuk tampil di depan publik. She's kind of an airhead. Kontroversi Palin banyak disorot melalui pasang surut berbagai wawancara yang dia lakukan untuk kampanye juga tentang kehiduapn pribadinya, yang secara mendadak menjadikan sosoknya sebagai politisi/selebritis instan. Palin sendiri menyangkal semua yang terjadi pada buku maupun film ini dan menyatakan tidak tertarik sama sekali untuk menontonnya. Apa yang mebuat film ini lantas menjadi hebat? Kehebatan Julianne Moore ketika memerankan sosok Palin yang begitu mengagumkan sehingga penonton (khususnya rakyat Amerika) dibuat takjub dan percaya bahwa Palin sendiri yang memerankan dirinya di film ini. Bahkan sampai ada sebuah video yang menampilkan frame per frame Palin dan Moore antara kejadian di dunia nyata dan interpretasi di Game Change (lihat di sini). Banyak kritikus yang bilang bahwa Moore sebagai Palin sama seperti apa yang Meryl Streep lakukan ketika berperan sebagai Margaret Tatcher dalam The Iron Lady. Saya sendiri yang tadinya merasa akan mengantuk karena tema politik, tiba-tiba menjadi bersemangat menontonnya. Yang saya saksikan adalah sebuah sejarah, yang Schmidt (juru kampanye McCain-Palin) sendiri akui 100% benar, yang dibuat ulang dan semakin menegaskan kalau politik adalah barang kotor. Politik hanyalah soal uang dan kekuasaan, sangat terlihat jelas bahwa McCain dan Palin sendiri lebih banyak diatur oleh Schmidt (Harrelson), agar panggung yang ditampilkan sempurna. Mungkin temanya hampir mirip seperti apa yang ditampilkan dalam The Ides of March. Because I always believe that politics have always been and will always be a joke and 'Game Change' proofs it brilliantly. Coba para politikus Indonesia tonton film ini. (tariler di sini)
Friends with Kids (2012) B+
[caption id="attachment_169238" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Adam Scott, Edward Burns, Maya Rudolph, Jennifer Westfeldt and Chris O"]
Directed by: Jennifer Westfeldt Starring: Jennifer Westfeldt, Adam Scott, Kristen Wiig, Jon Hamm, Maya Rudoplh, Chris O'Dowd, Edward Burns, Megan Fox Film ini seperti kelanjutan tidak resmi dari Bridesmaids karena 4 pemainnya (Wiih, Hamm, Rudolph, O'Dowd) pernah bermain di film tersebut. Friends with Kids, komedi romantis yang saya kira akan berakhir secara klise ternyata banyak menyuguhkan hal baru. Berpusat pada Jason (Scott) dan Julie (Westfeldt), sepasang sahabat di umur 30-an, yang hidupnya berubah ketika teman-teman mereka menikah dan mempunyai anak. Bahwa mereka yakin pernikahan hanyalah sebuah masalah baru namun ingin sekali mempunyai anak. Hingga akhirnya Jason dan Julie memutuskan untuk "memilik anak" tanpa adanya hubungan pernikahan di antara mereka berdua. Dan dari keputusan ini, munculah masalah-masalah baru yang lebih kompleks. Film ini sangat New York sekali, sangat barat. Kultur modern mereka yang berbeda 180 derajat dengan kultur modern di timur membuat film ini (mungkin) agak sedikit kurang bisa diterima bagi masyarakat timur. Temanya sebenarnya lama, bahwa definisi pria dan wanita tidak akan pernah bisa menjadi teman atau sahabat karena selalu ada seks di antaranya. Scott dan Westfeldt paling bersinar di sini (favorit saya adegan di meja makan ketika malam tahun baru). Friends with Kids juga pembuktian bahwa Megan Fox bukan cuma badan tetapi juga bisa berakting. Banyak dialog menggigit tentang eksistensi manusia modern, terutama soal pernikahan dan anak. Dan pasca menonton film ini, membuat saya penasaran tentang akan seperti apa kehidupan saya di umur 30-an tahun. Coba tonton film ini. (trailer di sini)
Margin Call (2011) B
[caption id="attachment_169239" align="aligncenter" width="640" caption="Still of Kevin Spacey in Margin Call (Photo by Walter Thomson – © 2011 - Roadside Attractions)"]
The Hunchback of Notre Dame (1996) A-
[caption id="attachment_169240" align="aligncenter" width="639" caption="The Hunchback of Notre Dame (© 1996 - Walt Disney Studios)"]
The Rules of Attraction (2002) A-
[caption id="attachment_169241" align="aligncenter" width="481" caption="Still of Jessica Biel and Shannyn Sossamon in The Rules of Attraction (© 2002 - Lions Gate Entertainment)"]
The Woman in Black (2012) B
[caption id="attachment_169242" align="aligncenter" width="640" caption="Still of Daniel Radcliffe in The Woman in Black (© 2011 - CBS Films)"]
Directed by: James Watkins Starring: Daniel Radcliffe, Ciaran Hinds, Janet McTeer, Sophie Stuckey Harry Potter and the Mystery of the Woman in Black. Entah kenapa itulah judul yang mungkin lebih pas untuk film ini. The Woman in Black bercerita tentang urban legend fiksi sosok wanita berbaju hitam yang selalu merenggut nyawa anak kecil yang melihatnya. Ini dilakukan atas motif balas sang wanita tersebut tentang masa lalunya. Kebetulan, Arthur Kipps (Radcliffe) sedang datang ke desa tersebut untuk urusan legalitas dan harus terjebak dengan misteri ini. Daniel Radcliffe mencoba peruntungan lain setelah franchise Harry Potter selesai pertengahan tahun lalu. Memang, sebelum seri tersebut habis, Daniel sudah beberapa kali bermain untuk film atau teater lain, seperti December Boys, Equus, My Boy Jack, dan lain sebagainya. Namun entah mengapa, citra Harry Potter susah untuk dihilangkan darinya, terlebih film ini masih menyangkut hal-hal mistis. Daniel harus lebih berani memilih peran yang streotipe, walaupun Harry Potter akan terus melekat di dirinya.
Tentu atmosfir seram berhasil dibangun film ini melalui seting tempat, kostum, tata musik yang mengagetkan, dan suasana mencekam ala film horor pada umumnya. Namun hasilnya tidak ada yang spesial ataupun baru. Mungkin yang paling spesial adalah bahwa Daniel maupun Adrian Rawlins, yang berperan sebagai ayah Harry Potter, memerankan peran yang sama di film The Woman in Black. Adrian untuk film televisi di tahun 1989 dan Daniel untuk film layar lebar di tahun 2012. Bila Anda fans berat Harry Potter, jangan lewatkan film ini. (trailer di sini)
Ed Wood (1994) A
[caption id="attachment_169243" align="aligncenter" width="639" caption="Still of Johnny Depp in Ed Wood (© 1994 - Touchstone Pictures)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H