Istilah buzzer lagi viral di Indonesia. Apa itu buzzer? Buzzer adalah kata Bahasa Inggris yang berarti lonceng atau alarm.
Lonceng atau alarm ini berfungsi untuk  memanggil, memberitahu dan mengumpulkan orang untuk berkumpul atau melakukan sesuatu.Â
Dalam arti ini, buzzer bisa disandingkan dengan "kentongan" di Indonesia yang biasa digunakan sebagai lonceng atau alarm bagi warga.
Fenomena buzzer atau kentongan di Indonesia kian marak ketika ada media sosial.
Seiring perkembangan internet dan media sosial kata buzzer diterapkan kepada orang atau akun media sosial tertentu yang mempromosikan kandidat, tokoh, isu, atau produk tertentu untuk diminati, dipilih dan dimiliki masyarakat.
Sarana yang digunakan para buzzer biasanya melalui akun media sosial dengan banyak pengikut seperti twitter, facebook, instagram, dan media sosial lainnya.Â
Mereka umumnya selalu online dan terkadang bisa secara cepat memberikan tanggapan kepada warganet dan cepat mem-viralkan tokoh, produk, atau isu tertentu.Â
Terkadang mereka selalu konsisten mengulas topik/tokoh/produk yang sama, meskipun dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Â
Tujuannya adalah meyakinkan publik terhadap topik, produk dan tokoh yang dikampanyekan.
Karena aktivitasnya, para buzzer kemudian dibidik oleh tokoh, perusahaan atau lembaga untuk mengampanyekan diri, produk, atau topik tertentu yang ingin di-endors melalui akun media sosial.
Tidak heran, para buzzer ini dibayar/diberi reward tertentu oleh pemesannya.
Pertanyaannya, jika saya selalu menulis tentang Jokowi di Kompasiana, Twitter atau Facebook: apakah saya bisa disebut buzzer medsos?
Tidak, jika saya menulis tanpa  dibayar tetapi karena hati nurani dan kebenaran yang saya yakini tentang Jokowi, tokoh lain, atau tentang isu tertentu.Â
Apakah Kompasiana bisa disebut media buzzer ketika sering mengendors topik tertentu untuk ditulis oleh kompasianer?Â
Dalam arti tertentu terkait sebuah produk yang diiklankan melalui perlombaan tulisan, Kompasiana menjadi buzzer besar untuk mengerahkan warganya mengiklankan produk tertentu.Â
Jelas ada keuntungan dari sponsor yang meminta Kompasiana mengiklankan produknya melalui 'pengerahan' terhadap kompasianer untuk berlomba-lomba menulis tentang topik yang diminta.
Apakah salah? Tidak salah, sejauh apa yang dipromosikan atau dikampayekan sesuai dengan kenyataan, benar, dan demi kemaslahatan hidup banyak orang.
Dengan demikian, sejauh kompasianer masih independen dalam menulis tentang tokoh atau isu tertentu demi kebenaran, nurani, dan kemasyalahatan hidup banyak orang, maka dia tidak serta-merta digolongkan sebagai buzzer yang dikonotasikan sebagai negatif.
Salam independen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H