Akan tetapi, bak pisau bermata dua, internet dan media sosial membawa tantangan tersulit (negatif?) bagi agama. keterbukaan informasi memaksa agama-agama besar dunia harus siap untuk 'dikuliti' dan 'dibedah' serta dikritisi oleh siapa pun.Â
Lihat saja di Youtube! Bermunculan para tokoh yang punya 'spesialisasi' untuk mengkritisi Kitab Suci dan ajaran agama tertentu.
Sebut saja Christian Prince yang melalui akun Youtub telah membuka diskusi publik dengan siapa pun untuk membahas topik-topik Kitab Suci dan ajaran Islam maupun Kristiani. Christian Prince melayani para penelpon dari seluruh dunia untuk berdebat dengannya.
Bahkan beberapa tokoh yang disebutkannya pakar agama di Indonesia ditantangnya untuk berdiskusi secara live.Â
Video-video perdebatannya selalu ramai ditonton dan dibagi ke mana-mana.
Menurutnya, tidak sedikit para pendebatnya mengubah keyakinannya usai berdebat.
Reputasinya menggentarkan, sehingga Christian Prince dianggap pemerintah Pakistan orang paling berbahaya bagi kelangsungan hidup mayoritas pemeluk Islam di sana. Christian Prince dianggap menjadi ancaman bagi umat Islam di Pakistan oleh karena ia telah menguliti dan mengeritik Kitab Suci dan ajaran Islam, sehingga bisa menggoyahkan iman masyarakatnya.
Selain itu, ada Zakir Naik yang namanya lagi viral saat ini di Malaysia. Zakir Naik dianggap sebagai apologetis terbaik agama Islam. Melalui ceramah dan video-vodeonya, publik bisa mengakses aneka kritiknya tentang Kitab Suci dan ajaran Kristiani.Â
Berbeda dengan Chiristian Prince, Zakir Naik tidak melayani perdebatan agama secara live atau berinteraksi langsung secara online dengan publik.
Zakir Naik juga memiliki banyak peminat dan video-video ceramah atau perdebatannya juga disebarluaskan ke mana-mana.
Selain kedua tokoh di atas, masih ada begitu banyak 'artis pengajar agama online' lainnya, seperti James White, dll.Â