Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Di Antara Orang Dayak Tamambaloh Pedalaman-Perbatasan (4)

22 Maret 2012   01:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan Sosial-Kemasyarakatan

Masyarakat Adat Tamambaloh sudah sejak lama terdidik. Pendidikan mereka sudah mulai dirintis oleh para Imam Kapusin yang berkarya di sana tahun 1908. Jauh sebelum Indonesia merdeka, orang-orang Tamambaloh sudah mulai dididik di sekolah dan asrama yang dibangun serta dikelolah oleh para pastor Kapusin asal Belanda. Karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang Tamambaloh yang saat pada masa lalu hingga saat ini menduduki tempat-tempat utama dalam pemerintahan. Kebanyakan putera-puteri terbaik Tamambaloh yang mengenyam pendidikan tinggi mengabdi tempat lain karena faktor tugas dan pekerjaan mereka.

Yang menetap di kampung sebagian besar adalah para petani, para pedagang, para guru SD-SLTP-SLTA, para pegawai kesehatan, dan para pegawai kecamatan. Karena bantaran Sungai Embaloh sangat subur oleh endapan lumpur dari Hulu Sungai Embaloh, maka para petani Tamambaloh tidak terlalu sulit mengerjakan ladang mereka. Hasil padi sangat mencukupi. Selain itu, masyarakat Tamambaloh juga sudah membudidayakan aneka tanaman perdagangan seperti: karet, gaharu, coklat, dan Tengkawang. Akan tetapi, karet-lah yang menjadi andalah utama sumber pendapatan mereka.

Meskipun masyarakat Tamambaloh sudah membudidayakan aneka tanaman perdagangan, mereka tetap menanam padi. Kegiatan berladang untuk menanam padi ini selain bertujuan ekonomis untuk swasembada pangan, juga bertujuaan kultural. Karena dari aktivitas menanam padi inilah identitas kebudayaan mereka yang terkait dengan mensyukuri roh padi pada Gawai Pamole Beo bisa teraktualisasi. Karena itu, melarang masyarakat Tamambaloh berladang dan menanam padi melainkan menanam sawit sama dengan memberangus kebudayaan Tamambaloh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun