KKN di Desa Penari versi Nur dan Widya memang bikin bulu kuduk berdiri. Pasalnya, cerita ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi 13 tahun yang lalu.
banyak orang yang masih penasaran dengan lokasi desa yang dimaksud. Belakangan sebuah akun mengungkap nama Desa Wongsokerto di Kabupaten Banyuwangi disebut-sebut sebagai lokasi pasti KKN Desa Penari.
lokasi KKN ada di Desa Wongsokerto, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Dijelaskan bahwa untuk menuju desa itu ditempuh melalui Dusun Wonorejo kemudian naik ke utara. Lalu dari arah Gunung Raung dengan jalan masih teraspal, di sisi arah Raung terdapat jalan setapak dari tanah ke kanan atau arah timur.
Dari sana, jalan tidak bisa lagi dilewati mobil dan bertemu dengan petak hutan milik PTPN dan beberapa rumah penduduk. Rumah-rumah tersebut tak lagi berpenghuni sejak peristiwa itu terjadi. Kemudian, jalur akan melewati Hutan Darungan, sebutan yang disingkat oleh orang setempat. Nama asli hutan tersebut adalah Pendarungan.
Selain informasi lengkap mengenai lokasi, foto itu juga menyampaikan keterangan mengenai tarian serta para peserta KKN. Disebutkan jika tarian yang dimaksud adalah Gandrung.
Peserta asli yang mengikuti KKN berjumlah 14 orang yang dibagi ke dua rumah. Satu rumah berisi enam orang dan satu lagi berisi delapan orang.
Di antara kedua kelompok tersebut, hanya rumah yang beranggotakan enam peserta KKN saja yang mengalami kejadian aneh. Sedangkan kelompok lainnya tidak mengalami kejadian yang tak biasa.
Saat ini bioskop di Indonesia tengah ramai dipadati pengunjung yang ingin menyaksikan film KKN di Desa Penari. Film yang pada akhirnya dirilis pada 30 April 2022 setelah ditunda selama 2 tahun ini telah di tonton sebanyak 4.500.000 lebih per tanggal 13/05/2022.
"Malam ini, gue akan bercerita sebuah cerita dari seseorang, yang menurut gue spesial. Kenapa? Karena gue sedikit gak yakin bakal bisa menceritakan setiap detail apa yang beliau alami, sebuah cerita tentang pengalaman beliau selama KKN, di sebuah desa penari,"
Cerita KKN di Desa Penari memiliki dua sudut pandang yang berbeda, yakni versi Nur dan versi Widya. Mereka adalah saksi kunci dari cerita di desa mistis ini.
Kisah ini sendiri bermula dari program KKN yang harus dijalani oleh mahasiswa dan mahasiswi angkatan tahun 2005/2006 dari sebuah kampus yang dirahasiakan namanya.
Mahasiswa ini terdiri dari 6 orang, yakni Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu, dan Anton. Di kisahkan, mereka KKN di sebuah desa paling timur berinisial B. Tak mereka sangka, ternyata desa B tersebut memiliki kemistisan yang mengharuskan mereka untuk patuh pada aturan yang berlaku.
Kisah horor nan viral yang disuguhkan pemilik akun Twitter @SimpleM81378523 dalam bentuk utas siap diadaptasi ke layar lebar oleh produser Manoj Punjabi. Produksinya akan berlangsung secepatnya.
Hal tersebut disampaikan sang pemilik MD Entertainment itu saat mengadakan jumpa pers di Gedung MD Place, Jl. Setiabudi Selatan, Jakarta Selatan (24/9/2019).
"Saya sudah pasang target, syuting mulai November 2019. Jadwal tayangnya saya mau pasang Maret 2020. Awal pekan depan saya harus sudah lock nama sutradara, juga menunjuk penulis skenario," ungkap Manoj Punjabi.
Bukan tanpa alasan jika Manoj terkesan mengebut produksi film ini. Menurutnya versi buku kisah ini sudah sekitar 80% bisa diadaptasi menjadi skenario.
Alhasil waktu sebulan yang tersisa untuk menulis skenario menurutnya bukan hal yang sulit untuk diwujudkan.
Faktor lain yang mendorong MD untuk berpacu dengan waktu terkait durasi tren cerita ini. Jika versi filmnya rilis terlalu lama dikhawatirkan daya magnet cerita ini juga ikut memudar. Publik kadung melupakannya karena tersalip tren baru yang lebih menyita perhatian.
Sejauh ini daya pikat terhadap KKN di Desa Penari masih tinggi. Penerbit Bukune merilisnya dalam bentuk buku pada awal September 2019. Berselang dua bulan setelah pemunculannya di linimasa.
Cerita dalam buku merupakan versi lebih lengkap sebab ada beberapa detail cerita yang tidak sempat termuat lewat cuitan di Twitter.
Penulis yang menggunakan nama samaran, SimpleMan, mengklaim bahwa kisah ini berdasarkan kisah nyata pengalaman dua orang mahasiswa ketika mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2009.
Saat mengisahkannya kembali, penulis sengaja menyamarkan nama desa yang menjadi tempat KKN, asal kampus, juga nama-nama tokoh yang terlibat demi menjaga privasi.
Hal serupa yang mendorongnya hingga sekarang memakai nama alias sebagai nama untuk akun Twitter, penulis versi buku, juga klausul kontrak bersama MD. Ia ingin tetap misterius.
Cerita horor nan mistis ini mengikuti perjalanan enam mahasiswa, yaitu Nur, Widya, Ayu, Bima, Anton, Wahyu. Mereka memutuskan KKN di sebuah desa terpencil di ujung Pulau Jawa.
Banyak peristiwa menyeramkan terjadi selama mereka mengadakan KKN lantaran kemunculan berbagai mahluk gaib menyeramkan. Pun juga dengan aneka teror yang datang silih berganti.
Alasan SimpleMan menceritakan kembali pengalaman horor sekaligus nahas ini sebagai pengingat belaka. Bahwa penting untuk menjaga tata krama, sopan santun, dan perbuatan di mana pun kita berada.
Manoj yang sudah membaca kisah tentang KKN di Desa Penari mengaku tanpa pikir panjang langsung membeli hak adaptasinya ke layar lebar.
"Berdasarkan pengalaman saya menjadi produser, cerita ini memenuhi semua syarat untuk menjadi film laris. Elemen pertama karena berdasarkan kisah nyata. Lalu ceritanya menarik banget. Itu sudah dua elemen penting. Tambah lagi jadi viral,"kata Manoj.
Ketika mengetahui hak mengadaptasi cerita ini ke dalam film dipegang oleh MD Pictures, Manoj mengaku langsung menerima banyak tawaran dari sutradara.
"Sejauh ini sudah ada tujuh sutradara yang menghubungi saya. Beberapa nama bahkan belum pernah bikin film horor. Mereka mengajukan diri untuk menyutradarai film ini. Magnetnya luar biasa," tambahnya.
Manoj juga tegas mengajukan syarat bahwa sutradara yang akan memegang proyek ini harus bisa bekerja dengan cepat, tapi dengan kualitas yang tetap bagus.
"Seandainya ada sutradara yang tertarik, tapi minta waktu lebih lama untuk bisa bikin hasilnya bagus, berarti dia enggak cocok untuk proyek ini," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H