Ilmu tasawuf kerap berkaitan dengan yang dinamakan tarekat, tarekat adalah cara atau jalan yang dilakukan oleh para sufi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan mereka. Terdapat banyak tarekat yang berkembang di Indonesia seperti tarekat Qadiriyyah, tarekat Naqsyabandiyah, tarekat Syadziliyah, dan masih banyak lagi. Tarekat ini memiliki cara dan jalannya masing-masing tergantung guru yang diikuti atau menjadi panutan dalam tarekat tersebut. Tasawuf tidak tertuju atau terkhusus hanya untuk orang-orang tertentu, tasawuf dapat dilalukan oleh setiap orang yang beriman kepada Allah SWT, tergantung pada niat dan kesiapan orang yang ingin mengikuti ajaran tasawuf.
Dari pemahaman diatas dapat kita lihat bahwasannya tasawuf memiliki ajaran yang lembut dan cenderung berfokus pada cintanya kepada Allah dan kehidupan akhirat, tidak terlalu tergiur dengan nikmat dunia yang sementara. Dengan pemikiran tersebut tentu menghilangkan pemikiran radikalisme dalam diri seorang, dan dengan rasa cinta yang ditanamkannya kepada Allah tentu para sufi juga menerapkan bentuk cintanya kepada makhluk ciptaan Allah. Oleh karena itu, dengan menanamkan nilai-nilai tasawuf atau sufisme kedalam diri masyarakat muslim di Indonesia, khususnya anak-anak dan pemuda sebagai kaum penerus, kita dapat mengurangi bahkan menghilangkan paham-paham radikalisme dan ekstrimisme.
Oleh karena itu sufisme atau ajaran tasawuf dapat menjadi salah satu cara yang dapat diterapkan dalam mengurangi pemikiran radikal yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H