Mohon tunggu...
Fajar Saputro
Fajar Saputro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Analisa ecek-ecek tentang Keputusan Keluarnya Vokalis Payung Teduh

15 September 2018   09:39 Diperbarui: 15 September 2018   10:20 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Musik itu akan menjadi mahal pada saat momen seperti ini (kalimat Is merujuk pada keterangan sebelumnya tentang keinginannya membuat konser yang terkonsep [tidak diburu waktu karena harus bergantian dengan musisi lainnya yang harus tampil], diselenggarakan satu tahun hanya empat kali, dengan tarif yang mahal), bukan hanya karena jam terbang doang: Si Band A 60 juta, 100 juta rate-nya satu kali main karena namanya gede. Karena jadwalnya sibuk. Coba perhatikan, hanya karena jadal sibuk doang kita bisa jadi gede---salah satunya di negara ini. Bukan karena... (memang) dengan jadwal yang sibuk kita jadi banyak fans, karena (manggung) pindah-pindah tempat. Tapi, apakah (dengan waktunya sesibuk itu) karyanya bisa berkwalitas?"

Selain keterangan dari Is, saya tidak menemukan keterang dari personel yang lain. Tapi, jika melihat video mereka pada saat awal-awal kemunculan Payung Teduh; dalam beberapa wawancara---setiap kali diberi pertanyaan---apakah harapan mereka selanjutnya: secara kompak mereka menjawab bahwa keinginan mereka adalah membuat karya yang sebanyak-banyaknya. Dan, setelah nama Payung Teduh besar---dalam beberapa wawancara, mereka mengeluhkan jadwal manggung yang padat dan tertundanya album ketiga mereka (baca: Ruang Tunggu) selama beberapa tahun. Inilah yang menurut saya menjadi akar persoalan yang membuat Is dan Comi memutuskan untuk keluar dari Payung Teduh.

Lalu persoalannya adalah, siapakah yang membuat Is dan Comi tidak senyaman ini dan akhirnya memutuskan untuk keluar?

Jawabannya bukan Ivan dan Cito, sebab Is memberi keterangan: tidak ada perselisihan di antara personel. Yang harus dipahami adalah, bahwa Payung Teduh bukan hanya mereka berempat, tapi juga ada crew, manajemen, dan lain-lain. Jadi, siapakah pihak yang dimaksud Is dengan industri itu sebaiknya tetap sejalan dengan perkembangan idialisme seniman? Silakan Anda jawab sendiri pertanyaan itu (jawabannya ndak mesti harus bener kok, lha wong cuma obrolan warung kopi).

Lantas, kenapa Ivan dan Cito tidak ikut keluar dari Payung Teduh?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya merasa suasananya seperti film Fury (2014) yang dibintangi oleh Brad Pitt, Shia LaBeouf, Logan Lerman, Michael Pna, dan Jon Bernthal.

Fury adalah film garapan David Ayer yang setting ceritanya tentang Perang Dunia II: Pada masa-masa akhir PD II, tentara sekutu hampir memenangkan peperangan melawan tentara Nazi Jerman. Pada keadaan itu, Sersan Don 'Wardaddy' Collier (Brad Pitt) ditugaskan untuk menyerang sisa-sisa tentara lawan yang ada di beberapa kota. Bersama empat pasukannya: Boyd 'Bible' Swan, Norman Ellison, Grady Travis, dan Trini 'Gordo' Garcia---ia menjalankan tugasnya dengan mengendarai sebuah tank yang diberi nama Fury. 

Meskipun kendaraan miliknya tak secanggih yang dipunyai lawan, bersama Fury---Sersan Wardaddy beserta keempat awaknya mengalami banyak kemenangan. Hingga sampailah mereka di sebuah persimpangan jalan---tempat di mana mereka ditugaskan untuk mengamankan tempat itu agar tak dikuasai musuh. Tapi, di tempat itu pula Fury menginjak ranjau hingga rodanya hancur dan relnya putus---bersamaan dengan ratusan tentara Nazi yang berjalan ke arah mereka.

Panik, semua sepakat untuk lari menghindar---kecuali Sersan Wardaddy; matanya terus memperhatikan jalan yang akan dilewati tentara Nazi.

"Let's go!" ajak Boyd 'Bible' Swan kepada sang sersan.

"We never run before, I ain't running now. What was what? We're gonna fight it out."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun