Mohon tunggu...
fajar putrasulthoni
fajar putrasulthoni Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Muhammadyah Yogyajarta

suka mendengarkan musik, apapun jenis musiknya asalkan enak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kidsfluencer: Anak Sekecil Dia Berkelahi Dengan Algoritma

8 Januari 2024   22:57 Diperbarui: 11 Januari 2024   11:05 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Miris rasanya jika melihat orang tua yang secara sadar menjadikan anaknya yang masih belia sebagai ladang untuk mencari uang. Masih banyak juga orang tua yang menganggap bahwa memposting anaknya di media sosial merupakan hal biasa yang didasari atas rasa kesukaan dan kebanggan mereka pada kelucuan dan kepintaran anaknya. Hal inilah yang disebut sebagai kesadaran palsu (Palupi & Irawan, 2020). Rasa ingin dipuji dan mengambil keuntungan finansial dilakukan tanpa adanya kesadaran penuh bahwa hal semacam itu merupakan bentuk eksploitasi terhadap anaknya. 

Maka untuk para orang tua harusnya lebih bijak lagi dan mulai untuk memahami literasi media agar tidak terbelenggu pada kesadaran palsu. Sebagai pengguna sosial media yang dewasa seharusnya kita menjadi khalayak aktif untuk menanggapi bermacam-macam konten yang disajikan di sosial media. Seperti fenomena kidfluencer ini, seharusnya kita dapat mengkritisi hal tersebut mulai dari motif orang tua, dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan sang anak, hingga dampak bagi pengguna sosial media lainnya. 

Sesuai dengan teori use and gratification kita sebagai khalayak seharusnya aktif dalam mengkonsumsi konten media dengan cara selektif dalam memilih tayangan atau konten (Isnaini, 2023). Jangan sampai fenomena kidsfluencer ini semakin marak karena banyak orang yang mengharapkan kehadiran konten tersebut. Maka alangkah baiknya apabila kita lebih meminimalisir tontonan yang berisi tentang anak-anak agar hasrat para pembuat konten anak kecil dapat berkurang.

Referensi :

Astuti, Irawati Diah. (2023). “Fenomena Kidsfluencer dalam Beretika Media Sosial.”  Jurnal Universitas Indonesia.

Isnaini, Meisi (2023) Pendekatan Uses and Gratification Theory Pada Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Dasar. S1 thesis, Universitas Jambi.

Palupi, Merry Fridha Tri dan Rahmat Edi Irawan. (2020). Eksploitasi Anak Melalui Akun Instagram (Analisis Wacana Kritis Praktek Sharenting Oleh Selebgram Ashanty & Rachel Venya), Jurnal komunikasi dan Teknologi Informasi. Vol 12, No. 1, Maret 2020.

Utami, Yana Choria. (2014). “Cyberbulliying di kalangan remaja (studi tentang korban perundungan siberdi kalangan remaja di surabaya).” jurnal universitas airlangga 3(3):1–10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun