Mohon tunggu...
Fajar Mahdi
Fajar Mahdi Mohon Tunggu... Psikolog - typing.......

nulis ini, nulis itu, nulis semuanya

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mencari Pengganti Ganjar

2 Februari 2023   12:23 Diperbarui: 2 Februari 2023   12:27 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pilkada serentak 2024 semakin dekat. Orang banyak berdebat, siapa yang pantas menggantikan Jokowi sebagai pemimpin rakyat. Tapi sebagai orang Jawa Tengah, saya punya keresahan lainnya. Siapa yang pantas menggantikan Ganjar Pranowo?

Ganjar sudah pasti pensiun pada Agustus 2023. Dua periode sudah dia memerintah. Jawa Tengah yang dulu dipandang sebelah mata, kini jadi salah satu provinsi ternama yang jadi rujukan belajar kepala daerah seluruh Indonesia.

Banyak hal positif yang diberikan Ganjar selama menjadi gubernur. Yang paling terasa adalah, Ganjar berhasil meruntuhkan 'tembok' kesombongan birokrasi yang jadi pemisah antara rakyat dan pejabat. Dengan gayanya yang nyentrik itu, Ganjar berhasil mendoktrin pejabat di lingkungan Pemprov Jateng adalah 'babu' rakyat. Tugasnya melayani, bukan dilayani.

Rakyat sebagai tuan harus dilayani dengan mudah, murah dan cepat. Integritas harus dijaga, dengan pedoman 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi' yang artinya tidak boleh korupsi dan tidak boleh menipu.

Good Governance berhasil diciptakan Ganjar dengan reformasi birokrasi itu. Kami, rakyat Jateng yang bukan siapa-siapa merasakan perubahannya. Kami merasa menjadi tuan, dengan segala urusan dimudahkan. Ngurus perizinan gampang, segala aduan dan laporan langsung direspon dalam hitungan jam.

Dulu, sebelum Ganjar memimpin Jateng, kami sangat kesulitan mengakses para pimpinan. Jangankan ke gubernur, ke camat atau bupati saja susah sekali. Keluhan yang kami sampaikan tak pernah ditanggapi. Responnya lambat semaunya sendiri. Akhirnya, pungli menjadi-jadi. Ada uang, baru beres semua urusan. Mau urus KTP, bayar. Urus izin usaha, bayar. Sampai ngurus akta kematian saja dimintai biaya. Gila!

Reformasi birokrasi ini menurut saya legacy Ganjar yang paling fenomenal. Tanpa menghilangkan prestasi Ganjar di bidang lainnya, legacy pembangunan sumber daya manusia inilah yang menjadi kunci. Dengan pemerintahan yang bersih dan melayani, Ganjar berhasil menyelesaikan PR Jawa Tengah seabrek jumlahnya.

Misalnya soal kemiskinan. Jawa Tengah dulu provinsi termiskin. 2013, angka kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 4,8 juta. Kini, jumlah itu semakin berkurang dengan hanya bersisa 3,8 juta saja. Beberapa kali, Jawa Tengah jadi penyumbang angka penurunan kemiskinan terbanyak nasional. Kalau tidak ada pandemi, Ganjar pasti bisa menurunkan lebih banyak lagi.

Pendidikan Jawa Tengah begitu hebat di era Ganjar. Hanya di era Ganjar, anak miskin bisa sekolah. Dengan SMK Jateng andalannya, Ganjar membuat mimpi anak miskin di Jateng kembali hidup. Mereka yang miskin, bisa sekolah gratis di SMK Boarding School yang nyaman, lengkap dengan semua fasilitasnya. SPP gratis, tidur gratis, makan gratis, seragam gratis, buku, sepatu dan semuanya gratis. Atau bisa juga sekolah virtual, bagi mereka yang putus sekolah karena beragam persoalan.

Masih di bidang pendidikan, hanya di era Ganjar yang menggratiskan semua SPP bagi siswa SMA, SMK dan SLB Negeri se-Jateng. Semua guru honorer juga mendapat gaji minimal setara UMK. Guru keagamaan mendapatkan insentif. Dana BOS dan beasiswa diberikan pada siswa sekolah swasta yang memang membutuhkan.

Banyak lagi program keberhasilan Ganjar selama memimpin Jawa Tengah. Sector kesehatan, infrastruktur, transprotasi, investasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan lainnya. Kalau disebutkan semua, tak cukup sebulan untuk membahasnya. Hehehe..

Nah, di sinilah sebenarnya letak kekhawatiran kami, warga Jawa Tengah. Setelah Ganjar lengser keprabon, siapa yang menggantikannya? Bisakah pengganti Ganjar nanti menjadi penerus program yang sudah bagus? Atau jangan-jangan, dia akan jadi antitesa? Entahlah...

Pilkada DKI Jakarta menjadi contoh yang menakutkan bagi kami. Bagaimana proses pergantian pucuk pimpinan Ibu Kota itu, menjadi polemic yang tak kunjung selesai.

Hanya karena beda pilihan dan sikap politik, rakyat yang dikorbankan. Program kerja yang bagus era Joko Widodo dan Ahok, dibabat habis oleh Anies. Tak ada satupun program kerja yang dilanjutkan. Yang ada hanya program baru yang tak jelas demi ego antitesa yang dibanggakan. Pokoknya yang penting beda dengan Jokowi atau Ahok. Begitu kata Anies.

Tengok program penanggulangan banjir Jakarta yang digagas era Jokowi dan Ahok, semuanya mangrak era kepemimpinan Anies. Tak ada satupun yang dilanjutkan. Jadinya ya seperti sekarang, PR Jakarta masih belum terselesaikan.

Apakah Jawa Tengah akan bernasib sama dengan DKI Jakarta? Semua tergantung kita. Pilkada serentak 2024 masih lama. Masih ada waktu untuk merenung dan menentukan pilihan.

Meski saat ini belum ada calon yang kuat sebagai gubernur Jateng, tapi setidaknya beberapa nama sudah mulai muncul di permukaan. Pahami orangnya, pelajari track reccordnya untuk mengetahui rekam jejaknya.

Dan satu hal yang paling penting, dia bukan musuh Ganjar Pranowo. Itu saja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun