Politik memang penuh pencitraan. Tapi kalau tak punya ilmu tentang pencitraan, maka hasilnya akan seperti Puan. Memalukan!
Kemarin saya tak sengaja melihat foto dan video Puan Maharani sedang menanam padi di sawah. Puan yang anak mama, mau masuk ke sawah yang kotor dan berlumpur. Tapi demi kesan merakyat, ya apa boleh buat?
Mungkin bagi sebagian orang, aksi Puan ini terkihat luar biasa. Hebat ya, Puan sangat merakyat dan sederhana. Tapi bagi para petani, aksi Puan ini sungguh tak bermakna.
Saya anak petani. Tinggal di desa dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani. Saya tahu betul, bagaimana keseharian para petani.
Melihat aksi Puan kemarin, saya jadi terpingkal. Apa yang dipertontonkan Puan, jauh dari apa yang biasa saya lihat di desa. Aksi Puan kemarin menurut saya sangat-sangat hiperbola. Ia tak sadar, dengan bangga mempertontonkan kebodohannya.
Setidaknya ada lima kesalahan dari pencitraan Puan.
1. Tak ada petani menanam padi saat hujan
Setahu saya, tidak pernah ada petani yang menanam padi saat cuaca sedang hujan. Biasanya, ibu-ibu petani menghentikan aksi tanam padi meereka dan berteduh di gubuk-gubuk sambil makan. Tak jarang, mereka ngobrol sana-sini sambil ngrasani tetangga. Lalu saat hujan reda, mereka kembali nyemplung ke sawah dan melanjutkan pekerjaannya.
Tapi kemarin jadi hal yang luar biasa. Para petani di Sleman, mendampingi Puan menanam padi meski sedang hujan. Bahkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga merasakan keresahan yang sama dengan saya. Katanya, biasanya petani tanam padi tidak hujan-hujanan. Nah lhooo...
2. Ke sawah pakai sepatu boots