Mohon tunggu...
Fajar Bagus Permana
Fajar Bagus Permana Mohon Tunggu... Freelance, Blogger, Youtuber, Translator Indonesia English -

Salah satu benda bernyawa di kolong langit yang sedang mencoba kembali berdiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebaikan Nabi Muhammad SAW

13 Desember 2018   11:18 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:27 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Muhammad SAW mengajarkan cinta, kebaikan dan kasih sayang kepada umatnya, dan beliau dikenal sebagai seseorang yang paling penyayang, baik hati, dan penuh kasih dari seluruh umat manusia. Al-Quran menyebutkan perilaku baik dan lembutnya beliau dalam ayat ini:


Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal (Ali Imran, 159).

Ada banyak contoh yang menunjukkan kebaikan dan kelembutannya, terutama kepada kaum yang lemah dan miskin. Anas, salah seorang pengikutnya, mengatakan: Saya melayani Rasul Allah selama sepuluh tahun dan dia tidak pernah berkata kepada saya, 'Kau sangat memalukan' atau 'Mengapa kau melakukan ini?' atau 'Mengapa kau melakukan itu?' (Bukhari, 2038).

Suatu ketika Rasulullah berkata kepada istrinya: Ya A'ishah! Jangan pernah biarkan orang yang membutuhkan berpaling dari pintu rumahmu dengan tangan kosong. Ya A'ishah! Kasihilah orang miskin; dekatkanlah mereka kepadamu maka Allah juga akan mendekatkanmu kepada diri-Nya di hari kebangkitan nanti. Beliau juga kemudian mengatakan: Carilah saya di antara orang-orang yang lemah, karena engkau telah diberikan rezeki, atau engkau telah diberikan kelebihan hanya karena adanya orang-orang yang lemah (Rahman, Encyclopedia of Seerah, VOL. VIII, hlm. 151). Allah itu baik, dan Nabi Muhammad SAW meniru Allah sebagai teladan dalam kesempurnaannya dengan menunjukkan kebaikan kepada seluruh hamba Allah dan semua makhluk tanpa memperhatikan keyakinan, warna atau kebangsaan mereka. Nabi berkata: Allah itu baik dan menyukai kebaikan dalam segala hal (Bukhari, 6601).

Hatinya sakit ketika beliau berada di negara umatnya, Mekah dan penolakan mereka terhadap Allah. Al-Quran menyebutkannya dalam ayat:

Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Mekah) tidak beriman (Asy-Syu'ara', 3). Dalam Surah Al-Kahfi, disebutkan:

Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an) (Al-Kahfi, 6). Dan di Surah Fatir juga mengatakan:

Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (Fatir, 8).

Beliau menaruh perhatian yang besar pada kesejahteraan umatnya dan memiliki belas kasih yang besar kepada orang-orang yang sedang dirundung masalah. Nabi Muhammad SAW meniru sifat-sifat Allah sebagai sifat yang terbaik dan menerjemahkannya ke dalam perbuatan dalam bentuk yang paling sempurna dari seluruh manusia. Kebaikan adalah sifat Allah, yang tiada batasnya. 

Kebaikan Allah itu luas mencakup semua hal dan semua makhluk tanpa diskriminasi. Demikian juga kebaikan Nabi Muhammad SAW. Beliau memberikannya ke semua makhluk, baik yang hidup maupun mati dan menguntungkan semuanya tanpa batasan. Kata-kata Al-Qur'an untuk menggambarkan kebaikan Nabi Muhammad SAW, ra`fur ram,

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman (At-Taubah, 128).

sangat intensif dan komprehensif dalam makna dan menyampaikan sifat sejati dan sejauh mana kebaikan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Nabi Muhammad SAW bersabda: Salah satu tindakan kebaikan terbaik adalah bila seorang pria memperlakukan teman ayahnya dengan cara yang baik walaupun setelah ayahnya pergi (Abu Dawud, 5123).

Tentang bagaimana memperlakukan teman dengan baik juga diperluas mencakup: Barangsiapa yang ingin rezekinya melimpah dan umurnya diperpanjang haruslah memperlakukan keluarganya dengan baik (Bukhari, 5985). Beliau menekankan hal ini karena beliau sangat berpegang teguh bahwa, Hanya kebaikan yang bisa memperpanjang umur, dan seseorang akan kehilangan sebagian rezekinya untuk setiap kesalahan yang dia lakukan (Ibnu Majah). 

Bahz bin Hakim, atas izin ayahnya, mengatakan bahwa kakeknya mengatakan kepadanya bahwa beliau pernah bertanya kepada Rasulullah SAW kepada siapa saja dia harus menunjukkan kebaikan dan kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab: Ibumu. 

Dia kemudian bertanya lagi siapa berikutnya dan Nabi Muhammad SAW menjawab: Ibumu. Dia pun bertanya siapa lagi berikutnya dan Nabi Muhammad SAW menjawab lagi untuk ketiga kalinya: Ibumu. Kemudian dia bertanya lagi siapa berikutnya dan Nabi Muhammad SAW lalu menjawab: Ayahmu, dan saudaramu dalam urutan hubungan keluarga (Abu Dawud, 5120). 

Beliau mendedikasikan dirinya dalam hal bagaimana memperlakukan anak yatim secara manusiawi saat beliau menyatakan bahwa, Rumah terbaik di antara umat Islam adalah rumah yang berisi anak yatim yang diperlakukan dengan baik, dan rumah terburuk di antara umat Islam adalah rumah yang berisi anak yatim yang diperlakukan dengan buruk (Ibn Majah, 3679). 

Ini berarti bahwa Nabi Muhammad SAW memperingatkan para pengikutnya untuk melawan penganiayaan atau penindasan terhadap siapa pun tanpa memandang statusnya. 

Dengan memperluas perlakuan baik dari mulai teman-teman ke kerabat dan kemudian ke sesama tetangga, Nabi Muhammad SAW bermaksud untuk membuat semua manusia saling membantu ketika beliau menekankannya dalam kata-kata berikut: Semua makhluk adalah tanggungan Allah, dan mereka yang disayangi Allah adalah orang-orang yang memperlakukan tanggungan-Nya dengan baik (Rahman, VOL VIII, hal. 154). Beliau juga menekankan soal memperlakukan wanita dengan baik lagi dan lagi dalam pidato-pidatonya:

Perlakukanlah wanita dengan baik, karena mereka adalah penolongmu; . . . Engkau memiliki hak atas istri-istrimu dan mereka juga memiliki hak-haknya terhadapmu. Hakmu adalah bahwa mereka tidak akan mengizinkan siapa pun yang engkau tidak sukai untuk masuk ke kamar tidur atau rumahmu, dan hak mereka adalah bahwa engkau harus memperlakukan mereka dengan baik (dari Khotbah Perpisahan Nabi Muhammad SAW).

Suatu ketika beberapa wanita mengeluh kepada istri Nabi tentang perlakuan buruk terhadap mereka oleh suami-suami mereka. Mendengar hal ini, Nabi Muhammad SAW berkata: Orang-orang seperti itu di antara kamu bukanlah orang baik (Abu Dawud, 1834).

 Kutukan yang diberikan oleh Nabi ini sendiri merupakan indikasi bahwa tidak seorang pun akan diterima di hadapan Allah yang, sementara di bumi, mereka memutuskan untuk bersikap tidak ramah terhadap perempuan. 

Seorang lain lagi berkata kepada Nabi: Ya Rasulullah! Kerabat saya telah begitu kejamnya sehingga meskipun saya telah bekerja sama dengan mereka, mereka tetap mengusir saya; saya baik kepada mereka tetapi mereka memperlakukan saya dengan buruk. 

Nabi kemudian menjawab seperti ini: Selama engkau terus menjadi seperti dirimu saat ini, Allah akan selalu membantumu dan Dia akan melindungimu dari kejahatan mereka (Muslim, 4640). 

Ini bukan hanya cara Nabi membawa kenyamanan kepada benak orang yang sedang merasa gundah tetapi salah satu teknik komunikatif Nabi untuk meyakinkan siapapun yang pernah mengalami situasi seperti itu agar selalu mencari Allah untuk menenangkan hati, sebagai pelipur lara dan mencari perlindungan. 

Sesungguhnya tidak ada manfaat dari mengumbar pembalasan dendam bagi orang-orang yang menderita. Sesungguhnya, Nabi Muhammad merupakan seorang konselor yang kompeten.

Beliau selalu menasihati orang untuk berprilaku baik tanpa memandang usia atau jenis kelamin mereka. Suatu ketika ibu dari Asma binti Abu Bakr, yang saat itu masih kafir, datang untuk menemuinya di Madinah. 

Dia mengatakan ini kepada Nabi: Ibu saya datang untuk menemui saya dan dia mengharapkan sesuatu dari saya. Bolehkah saya menuruti perintahnya? Nabi berkata: Ya, bersikap baiklah kepada ibumu (Muslim, 2195). Sikap Nabi ini sama-sama ditunjukkan ke Zainab As-Saqafia, istri Abdullah ibn Mas'ud dan seorang wanita Ansari. 

Dia pergi menemui Nabi dan bertanya apakah akan dihitung sebagai amal saleh jika mereka membelanjakan sesuatu untuk suami mereka dan anak yatim dalam perawatan mereka. Nabi berkata: Mereka akan mendapatkan pahala dua kali lipat, satu untuk kebaikan terhadap sanak keluarga mereka dan yang lainnya untuk kedermawanannya (Bukhari, 1466).

Ada banyak hadits yang menyebutkan tentang kebaikan Nabi Muhammad SAW terhadap hewan, burung dan serangga: Allah telah menentukan kebaikan terhadap segalanya; jadi ketika engkau membunuh hewan apa pun, bunuhlah dengan baik; ketika engkau berkorban, buatlah pengorbananmu baik. 

Dan katakan kepada setiap orang untuk mempertajam pisaunya dan berlaku lembutlah kepada hewan yang akan dikorbankan (Muslim, 5055). 

Beliau membuat pernyataan semacam ini untuk menunjukkan rasa cintanya kepada manusia dan hewan. Intinya, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepada pengikutnya bahwa dia juga sama dengan mereka yang bisa merasakan rasa sakit.

Artikel ini disadur dari artikel berbahasa Inggris dari laman www.islamicity.org yang ditulis oleh Ali Zohery terbit pada 04 November 2018 dengan judul "The Kindness of Prophet Muhammad (s)".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun