Mohon tunggu...
Fajar Bagus Permana
Fajar Bagus Permana Mohon Tunggu... Freelance, Blogger, Youtuber, Translator Indonesia English -

Salah satu benda bernyawa di kolong langit yang sedang mencoba kembali berdiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebaikan Nabi Muhammad SAW

13 Desember 2018   11:18 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:27 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sangat intensif dan komprehensif dalam makna dan menyampaikan sifat sejati dan sejauh mana kebaikan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Nabi Muhammad SAW bersabda: Salah satu tindakan kebaikan terbaik adalah bila seorang pria memperlakukan teman ayahnya dengan cara yang baik walaupun setelah ayahnya pergi (Abu Dawud, 5123).

Tentang bagaimana memperlakukan teman dengan baik juga diperluas mencakup: Barangsiapa yang ingin rezekinya melimpah dan umurnya diperpanjang haruslah memperlakukan keluarganya dengan baik (Bukhari, 5985). Beliau menekankan hal ini karena beliau sangat berpegang teguh bahwa, Hanya kebaikan yang bisa memperpanjang umur, dan seseorang akan kehilangan sebagian rezekinya untuk setiap kesalahan yang dia lakukan (Ibnu Majah). 

Bahz bin Hakim, atas izin ayahnya, mengatakan bahwa kakeknya mengatakan kepadanya bahwa beliau pernah bertanya kepada Rasulullah SAW kepada siapa saja dia harus menunjukkan kebaikan dan kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab: Ibumu. 

Dia kemudian bertanya lagi siapa berikutnya dan Nabi Muhammad SAW menjawab: Ibumu. Dia pun bertanya siapa lagi berikutnya dan Nabi Muhammad SAW menjawab lagi untuk ketiga kalinya: Ibumu. Kemudian dia bertanya lagi siapa berikutnya dan Nabi Muhammad SAW lalu menjawab: Ayahmu, dan saudaramu dalam urutan hubungan keluarga (Abu Dawud, 5120). 

Beliau mendedikasikan dirinya dalam hal bagaimana memperlakukan anak yatim secara manusiawi saat beliau menyatakan bahwa, Rumah terbaik di antara umat Islam adalah rumah yang berisi anak yatim yang diperlakukan dengan baik, dan rumah terburuk di antara umat Islam adalah rumah yang berisi anak yatim yang diperlakukan dengan buruk (Ibn Majah, 3679). 

Ini berarti bahwa Nabi Muhammad SAW memperingatkan para pengikutnya untuk melawan penganiayaan atau penindasan terhadap siapa pun tanpa memandang statusnya. 

Dengan memperluas perlakuan baik dari mulai teman-teman ke kerabat dan kemudian ke sesama tetangga, Nabi Muhammad SAW bermaksud untuk membuat semua manusia saling membantu ketika beliau menekankannya dalam kata-kata berikut: Semua makhluk adalah tanggungan Allah, dan mereka yang disayangi Allah adalah orang-orang yang memperlakukan tanggungan-Nya dengan baik (Rahman, VOL VIII, hal. 154). Beliau juga menekankan soal memperlakukan wanita dengan baik lagi dan lagi dalam pidato-pidatonya:

Perlakukanlah wanita dengan baik, karena mereka adalah penolongmu; . . . Engkau memiliki hak atas istri-istrimu dan mereka juga memiliki hak-haknya terhadapmu. Hakmu adalah bahwa mereka tidak akan mengizinkan siapa pun yang engkau tidak sukai untuk masuk ke kamar tidur atau rumahmu, dan hak mereka adalah bahwa engkau harus memperlakukan mereka dengan baik (dari Khotbah Perpisahan Nabi Muhammad SAW).

Suatu ketika beberapa wanita mengeluh kepada istri Nabi tentang perlakuan buruk terhadap mereka oleh suami-suami mereka. Mendengar hal ini, Nabi Muhammad SAW berkata: Orang-orang seperti itu di antara kamu bukanlah orang baik (Abu Dawud, 1834).

 Kutukan yang diberikan oleh Nabi ini sendiri merupakan indikasi bahwa tidak seorang pun akan diterima di hadapan Allah yang, sementara di bumi, mereka memutuskan untuk bersikap tidak ramah terhadap perempuan. 

Seorang lain lagi berkata kepada Nabi: Ya Rasulullah! Kerabat saya telah begitu kejamnya sehingga meskipun saya telah bekerja sama dengan mereka, mereka tetap mengusir saya; saya baik kepada mereka tetapi mereka memperlakukan saya dengan buruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun