Beberapa orang pernah berkata kepada Nabi Isa AS, Ya Nabi, tolong beritahukanlah kami tentang sifat dari kekayaan. Beliau menjawab, Pemilik kekayaan akan selalu mempunyai salah satu dari tiga kriteria: ia mendapatkannya dari cara yang melanggar hukum, tidak membaginya kepada orang yang pantas mendapatkannya, atau dengan sibuk mengumpulkannya sehingga membuatnya lupa beribadah kepada Tuhannya. (Ibn Abd Al-Barr)
Sufyan al-Thawwri menceritakan bahwa Nabi Isa AS putra Maryam berkata, Perasaan cinta akan dunia ini dan cinta akan alam akhirat tidak akan pernah berada dalam hati seseorang secara bersamaan, umpama api dan air yang tidak akan bisa terkandung dalam satu wadah di waktu yang sama. (Ibnu Katsir)
Ubayd Allah bin Muslim menceritakan bahwa Nabi Isa AS pernah berkata, Celakalah bagi pemilik dunia ini karena dia harus mati dan meninggalkan segala urusan dunia di belakangnya. Dia telah menaruh harapan atasnya dan tertipu. Dia mempercayainya dan ditinggalkan.
Celakalah bagi yang tertipu, ketika dunia ini akhirnya menunjukkan pada mereka apa yang mereka benci. Pada akhirnya mereka harus meninggalkan apa yang mereka cintai, dan berangkat untuk apa yang telah dijanjikan kepada mereka. Celakalah bagi orang-orang yang keasyikannya adalah dunia ini dan bagi orang-orang yang salah dalam perbuatannya. Sungguh memalukan apa yang segera akan disebabkan dari perbuatannya itu! (Ibn Abi Al Dunya)
Nabi Isa AS berkata, Kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang kamu inginkan kecuali melalui kesabaran dengan apa yang kamu benci. (Al Ghazali)
Dari Salam, Yazid al Dabi menceritakan bahwa suatu ketika ada seorang wanita berkata kepada Nabi Isa AS putra Maryam ketika Nabi sedang bekerja, Terpujilah rahim yang telah melahirkanmu, dan terpujilah payudara yang darimana kamu menyusu. Kemudian Nabi Isa AS mendekatinya dan berkata, Terpujilah seseorang yang setelah ia membaca kitab Tuhan kemudian bertingkah laku sesuai dengan yang ada di dalamnya. (Ahmad)
Nabi Isa AS putra Maryam berkata, Tuhan telah memberiku kekuatan untuk memberikan nyawa kepada yang mati, menyembuhkan yang buta, menyembuhkan yang tuli; tetapi Dia (Tuhan) tidak memberiku kekuatan untuk menyembuhkan orang bodoh dari kebodohannya. (Al-Razi)
(Nama-nama dalam tanda kurung menunjukkan ahli hadis yang koleksi haditsnya ditemukan.)
Hamza Yusuf adalah orang Amerika yang masuk Islam yang belajar selama beberapa tahun di bawah para ulama terkemuka di dunia Islam. Dia adalah salah satu pendiri Zaytuna Institute di California dan ia telah menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris beberapa teks dan puisi klasik berbahasa Arab.
Artikel ini disadur dari artikel berbahasa Inggris dari laman www.islamicity.org yang dikarang oleh Hamza Yusuf terbit pada 26 Juni 2018 yang berjudul "Walk on Water: The Wisdom of Jesus".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H