Semua elemen harus saling bersinergi membangun industri gula. Pemerintah harus legowo menerima kenyataan bahwa masih perlu banyak perbaikan, terutama dalam hal kebijakan. Menahan sedikit hawa nafsu impor, karena jika kembali berkaca pada sejarah, pada periode 1991-2001, industri gula Indonesia mulai menghadapi berbagai masalah yang signifikan, dengan salah satu indikator masalah industri gula Indonesia berupa kecenderungan volume impor yang terus meningkat dengan laju 16,6 persen per tahun pada periode tersebut.
Betapapun perlu keberanian yang besar untuk tidak mengambil jalan impor sebagai alternatif penyelesaian masalah. Pemerintah perlu memfokuskan diri memperbaiki sektor input. Mulai dari mengatasi permasalahan kekurangan lahan, mendukung riset-riset peneliti, hingga menjamin kesejahteraan petani. Elemen-elemen ini saling berkaitan, dan tidak ada yang boleh dikesampingkan. Kita bisa bayangkan multiplier effect dari kedaulatan industri gula yang berkelanjutan. Tiga tahun menjadi waktu yang cepat, tapi bukan kesia-siaan bila semua pihak mau saling bersinergi membeli mimpi swasembada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H