Kegiatan dalam ranah intervensi spesifik umumnya dilakukan lewat sektor kesehatan. Intervensi spesifik ini bersifat jangka pendek serta hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Kontribusi intervensi spesifik terhadap penurunan angka stunting sekitar 30%.
Ragam kegiatan yang dilakukan dalam kerangka intervensi spesifik ini diantaranya konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil (minimal 90 tablet selama masa kehamilan), pemberian makanan tambahan ibu hamil, pemberian ASI ekslusif serta Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kegiatan lain berupa pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di atas usia 6 bulan hingga 2 tahun serta pemberian imunisasi lengkap bagi anak.
Asupan gizi berkualitas selama 1.000 HPK menjadi penting untuk menghindarkan anak dari sergapan stunting. Terkait hal tersebut, penting untuk menyoroti pentingnya ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan berkualitas untuk menekan angka stunting di Indonesia.
Ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan berkualitas ini penting dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat terutama ibu hamil agar terhindar dari stunting. Terkait hal tersebut perlu didorong adanya regulasi yang mengatur hal tersebut.
Nukilan dari laman Kementerian Kesehatan menunjukkan 1 dari 5 ibu hamil kurang gizi, 7 dari 10 ibu hamil mengalami kekurangan kalori dan protein. Sementara itu 7 dari 10 Balita mengalami kekurangan kalori serta 5 dari 10 Balita mengalami kekurangan protein.
Ketersedian bahan pangan berkualitas menjamin tersedianya bahan pangan kaya nutrisi bagi seluruh lapisan masyarakat. Kerapkali, bahan pangan berkualitas langka yang berakibat masyarakat sulit untuk memperolehnya.
D isisi lain, ketersediaan itu perlu digenapi dengan upaya keterjangkauan di mana bahan pangan berkualitas tersedia dengan harga rasional dan mampu ditebus masyarakat. Mafhum saja kerap kali terjadi bahan pangan berkualitas tersedia namun tidak mampu dibeli oleh masyarakat, terutama rumah tangga miskin, lantaran harganya selangit.
Mengimbangi langkah-langkah di atas, penting kiranya pula untuk memberikan pengetahuan mengenai seimbang bagi ibu hamil dan menyusui. Selain pengetahuan terkait jenis-jenis bahan nutrisi yang diperlukan, pun dengan cara pengolahan bahan makanan yang tidak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan pangan yang diolah.
Faktor pola asuh pun turut berperan. Lalai memberikan masukan gizi seimbang bagi anak bisa berakibat stunting mengancam. Terbukti, tanpa pola asuh yang baik, 30% dari total balita yang terkena stunting berasal dari kalangan menegah atas yang abaik terhadap pengaturan asupan nutrisi bagi balita.