Keduanya sama
Sama-sama memancarkan cahaya semu
Sama-sama menjadi batas siang dan malam
Dalam semu itu tumbuh sebuah rasa
Rasa yang membawa mereka yang menikmatinya dalam suasana indah dalam hatinya
Cahaya semu itu tak hanya indah bila dipandang, namun juga menumbuhkan kagum
Pada alam, dan sang pencipta alam
Dia datang saat manusia masih terlelap dalam istirahat yang tenang,
Dia hadir untuk menemani jiwa-jiwa yang akan memulai setiap pekerjaan
Dia hadir begitu menawan
Namun sayang, tak semua orang sempat untuk menikmatinya
Namun fajar tetap hadir tepat waktu
Tak pernah lelah menyapa jiwa-jiwa yang bangkit dari mimpi-mimpi semu di malam hari
Fajar memang tak seindah senja, tapi senja tak pernah angkuh berkata "aku yang terbaik"
Senja,
Saat manusia lelah dengan segala beban hidupnya,
Senja hadir dengan segala keindahannya
Cahaya semu memancar pada dinding-dinding langit dunia
Menemani manusia untuk kembali dari segala aktifitas yang melelahkan
Memberikan keindahan untuk mengantarkan kedalam istirahat yang tenang
Merebahkan diri dalam gelapnya malam
Dan menyusun kembali rencana-rencana entah untuk berapa hari kemudian
Untuk kemudian terbangun oleh fajar tetap dengan segala keindahan cahaya semunya
Fajar dan senja,
Mereka tak pernah bertemu
Juga tak pernah hadir diwaktu yang sama
Seakan mereka selalu damai dan menerima apa yang telah mereka dapatkan
Mereka tak pernah berebut siapa yang akan datang lebih dulu
Juga tak pernah iri tentang siapa yang lebih indah
Untuk kalian pengagum fajar
Jangan pernah menjela senja
Untuk pengagum senja
Ingatlah bahwa setelah senja akan datang gelap gulita
nikmati apa yang kau kagumi tanpa harus menjatuhkan apa yang kau benci
karena kita hidup di atas bumi dan di bawah langit yang sama
juga hak dan kewajiban yang sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H