Setelah itu, siswa mulai dibagi satu buah totebag yang sudah disiapkan oleh mahasiswa. Dengan alat pukul yang sudah dibawa, para siswa mulai memukul dan menekan daun atau bunga yang berada di dalam totebag sampai menghasilkan corak yang unik dari daun atau bunga tersebut. Agar warna dari daun atau bunga tidak mudah pudar sebelum proses dicetak menggunakan daun-bunga, totebag sebaiknya direndam di dalam air tawas selama semalam. Proses itu diulangi setelah proses pencetakan menggunakan daun atau bunga yang berfungsi sebagai mengunci warna daun dan bunga agar tidak mudah pudar setelah dicuci. Kegiatan seperti ini tidak hanya mengedukasi tetapi juga meningkatkan keterampilan motorik halus para siswa-siswi SD Negeri 3 Pucanganom. Banyak dari mereka yang merasa senang dan bangga bisa menghasilkan totebag dengan corak yang unik.
Dampak PositifÂ
Kegiatan batik ecoprint dengan teknik yang sederhana ini mampu memberikan dampak positif kepada siswa-siswi SD Negeri 3 Pucanganom. Pertama, mereka dapat merasakan pengalaman baru yang belum pernah diberikan sebelumnya, yaitu dengan membuat karya seni yang unik, bermanfaat, dan tentu ramah lingkungan. Kedua, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam di sekitat kita dengan tetap secara bijaksana. Dengan menanamkan nilai - nilai tersebut sejak dini, harapannya mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang peduli dan sayang dengan lingkungan. Karena dengan dimulai dari langkah yang kecil bisa memberi dampak yang besar untuk bumi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H