Saat kehampaan mengisi relung jiwa
Gelora pikiran berkecamuk melalang buana
Teringat masa saat mengejar ombak
Berlari menjauhi bibir pantai yang memutih
Terinjak karang di bawah sapuan mentari
Sahut menyahut menyaingi siulan angin
Menyelam bersama mencari kesejukan
Terngiang kebahagiaan berselimut indahnya alam
Ketika menyisir titian dermaga
Menunggu kepulangan ayah tercinta
Balada anak nelayan yang tak terlupakan
Menunggu senyuman dan peluk hangat darinya
Senang, bahagia, penuh suka cita
Kesan rasa yang tak ingin berlalu
Begitulah anak nelayan bersama pantai
Masa kecil melekat kuat di rongga memori
Namun kini gadis kecil itu telah dewasa
Tak kan lagi ditemui kesan seindah dulu
Ia tumbuh beserta segenap amanah di pundak
Memahami aqad yang mesti dijalankan
Tak terasa bulir-bulir bening mengalir jua
Rindu itu kembali merasuki kerapuhan jiwa
Meski pandangan kini tak lagi sama
Namun rindu masih enggan tuk beranjak
Kota ini miliki keindahan yang berbeda
Entah dimana letaknya pantai disini
Aku rindu dermaga, aku rindu deburan ombak
Sejuk kota ini tak mampu mengalihkan itu
Meski kesegarannya menawarkan harapan
Lewat embun yang senantiasa membasahi dedaunan
Memekarkan setiap kuntum pada masanya
Semua tetap tak mampu gantikan segalanya
Seindah apapun, seanggun apapun...
Rindu-rindu ini tetap harap akan temu
Rintiknya hampir memenuhi seisi kalbu
Memecah kerasnya tekad untuk berlari
Namun rentang jarak berlahan tercipta
Kecintaan akan ilmu, mencoba menjawab tanya itu
Belajar menapaki langkah demi langkah
Hingga memahami segala hakikat yang terjadi