Mohon tunggu...
Faiz Marwan
Faiz Marwan Mohon Tunggu... -

Anak Petani Indonesia | Penikmat kopi dan teh panas. Email : f.balyamarwan@gmail.com Blog : faiz-marwan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Metode Membasmi Tikus

10 Mei 2016   08:51 Diperbarui: 10 Mei 2016   12:43 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: carageek.com

Sebisa mungkin menggunakan persenjataan sedikit dan secepat mungkin membasmi musuh, entah memakai serangan gabungan berbagai matra ala Nazi, perang gerilya ala tentara Indonesia, perang candu ala Inggris di Tiongkok, jatuhkan bom atom di pusat pertahanan musuh ala AS di Jepang, atau bahkan cukup proxy war melalui media yang terbukti efektif bisa menyapu beberapa rezim di Timur Tengah saat gelombang Arab Spring. Jadi, dengan hanya membunuh satu saja dengan sadis dan dipamerkan ke yang lain, kita telah menerapkan konsep efisiensi. Tak perlu modal racun pula untuk membasmi semua tikus. Intinya, ngirit, cepat, dan tujuan tercapai.

----

Setelah mencoba menangkap makna di balik tips itu, aku sadar, ternyata banyak juga tindakan orang di sekitar kita yang memakai inti sari dari tips itu. Mulai dari tataran media sosial hingga pergaulan dunia internasional. “Loh kok?” Iya, perlu aku kasih contoh? Okelah.

Dalam grup media sosial biasanya akan berlaku aturan (rules) baik yang dibuat oleh admin maupun yang telah disepakati bersama. Misal, dalam grup Diskusi Karya Tulis tidak boleh posting apapun selain yang berkaitan dengan Karya Tulis, baik politik atau iklan danusan. Ketika suatu saat ada salah satu anggota grup melanggar aturan, pantas dan wajar jika admin akan menelanjangi (red: memarahi) pelanggar itu di forum bahkan sampai menendangnya dari grup. 

Sebenarnya admin bisa memilih jalur sopan dan bijaksana, lewat chat privat misalnya. Tapi justru tujuan untuk menegaskan dan memberi peringatan ke semua anggota grup tidak tercapai jika tidak dilucuti di forum. Memakan satu korban, pesan tersampaikan ke semua. Anggota lain akan mengingat itu dan berusaha agar tidak diperlakukan sama dengan korban. Tidak akan ada lagi yang posting melanggar aturan lagi, admin cukup melakukan sekali saja. Begitulah, efisiensi.

Ada pula sosok yang menerapkan inti sari dari tips ini, Menteri Kementrian Kelautan dan Perikanan, Susi. Beliau menjadi garda depan untuk membasmi para pencuri ikan dari negara lain. Dengan jumlah pencuri yang banyak dan menyebar seantero lautan Nusantara, tenaga yang dimiliki KKP sulit untuk menangkap semuanya. Nah, di sinilah beliau memutar otak bagaimana caranya agar tujuan pemberantasan pencuri teratasi dengan sumber daya yang dimilikinya, konsep membasmi tikus ini yang diterapkan. 

Cukup menangkap beberapa kapal, lalu musnahkan dengan sadis. Tidak sadis bagaimana, lha wong pas di awal-awal kebijakan ini diterapkan yang dihancurkan itu hanya kapal kayu nelayan tradisional biasa sedangkan bom yang digunakan untuk menghancurkan mahal harganya, lihat ini. “Kenapa tidak cukup modal solar aja satu jerigen lalu dibakar di daratan. Toh bakal habis juga.” Ya, ini untuk menunjukkan kesadisan intinya. Lalu berita ini disebarkan ke semua penjuru dunia melalui media agar menjadi pengingat bagi pencuri yang masih bersarang di lautan Nusantara.

Dalam tataran dunia internasional juga ada negara yang pernah menerapkan konsep ini, Amerika Serikat. AS (bersama sekutunya) pernah membombardir Afganistan dan Irak dengan dalih memberantas teroris yang melakukan aksi di Gedung Kembar World Trade Center (WTC) 9/11. AS dengan bangga melakukan tindakan sadis tersebut dan memamerkannya ke penjuru dunia. Seakan-akan AS memberikan mengatakan, “Hai negara yang melindungi teroris, kalian akan sama nasibnya seperti kedua negara ini.”

---

Coba kita tilik komunitas sekitar kita, mulai dari lingkup terkecil hingga menyeluruh, baik dunia maya, organisasi, pejabat publik, maupun kebijakan rezim internasional. Mungkin bakal menemukan penerapan konsep membasmi tikus ini. Ketika menjumpai aktor yang menerapkan konsep ini, jangan buru-buru men-judge “Wah, galak amat, sadis, tidak bijaksana.” Ini demi penegakan aturan, keberlangsungan komunitas, dan kebaikan bersama, bukan? Monggo bagi pemangku kebijakan bisa juga sekali-kali coba memakai konsep membasmi tikus ini.

Namun, masih ada yang mengganjal di benakku gegara perkataan Gus Dur, “Kalau lumbung sudah dikuasai tikus, mending kita bakar aja lumbungnya...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun