Mohon tunggu...
Faiz Ashshiddiqi
Faiz Ashshiddiqi Mohon Tunggu... Penulis - Analis Komunikasi

Analis komunikasi, media, pesan, branding, worklife.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka: Guru dari Pengajar Menjadi Hanya Petugas Administrasi?

24 Maret 2023   21:31 Diperbarui: 24 Maret 2023   21:38 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh jcomp on Freepik

Dalam Kurikulum Merdeka pelajar akan mengalokasikan sekitar 20-30% jam pelajaran yang digunakan untuk aktivitas berupa projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek tersebut bertujuan untuk mengembangkan karakter pelajar diluar pelajaran akademik yang dirasa belum cukup.

Apakah Kurikulum Merdeka juga berdampak terhadap guru sebagai tenaga pendidik? Seperti yang kita tahu guru saat ini menghadapi berbagai permasalahan. Salah satunya adalah beban kerja administrasi guru sangat banyak.

Tugas administrasi guru tersebut berupa menyusun program belajar tahunan atau semesteran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, mengecek daftar hadir siswa, melakukan pencatatan administrasi khusus selama proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membuat program perbaikan nilai atau remedial, dan lain-lain.

Itupun belum termasuk jika guru tersebut mempunyai jabatan khusus yang menambah tugas guru diluar mengajar. Seperti menjadi wali kelas, guru piket, pembina ekstrakurikuler, panitia kegiatan sekolah, dan lain-lain.

Dengan berbagai permasalahan guru tersebut, Kurikulum Merdeka hadir sebagai solusi bagi guru agar lebih fokus terhadap pembelajaran peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk menyusun kurikulum satuan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.

Guru juga lebih leluasa untuk memperdalam pelajaran karena Kurikulum Merdeka fokus pada materi esensial. Guru tidak terbebani dengan materi yang terlalu banyak sehingga bisa menyesuaikan kecepatan mengajar dengan kemampuan setiap pelajar.

Kurikulum Merdeka, Wujud Semangat Pancasila dalam Pendidikan

Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Demikian pula para peserta didik di Indonesia juga mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang tersebut membuat kebutuhan pendidikan peserta didik antar daerah juga berbeda-beda.

Kurikulum Merdeka mewujudkan semangat pancasila dalam pendidikan dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Wujud keadilan Kurikulum Merdeka adalah memberikan pilihan kebijakan terhadap masing-masing satuan pendidikan setiap daerah.

Melalui Asesmen Nasional (AN), kemampuan bernalar para peserta didik akan dinilai sekaligus menilai kinerja pemerintah daerah. Jadi pemerintah daerah juga akan berperan aktif meningkatkan kualitas pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai kebutuhan daerahnya masing-masing.

Kurikulum Merdeka, Bangkitnya Pendidikan di Indonesia

Dalam Kurikulum Merdeka terdapat Capaian Pembelajaran (CP) yang disusun per fase. Capaian Pembelajaran per fase memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sesuai kebutuhan dan gaya belajar mereka sendiri.

Gambar Capaian Pembelajaran oleh Kemdikbud
Gambar Capaian Pembelajaran oleh Kemdikbud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun