Mohon tunggu...
faiz
faiz Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kehidupan yang Berisik

13 November 2021   07:02 Diperbarui: 13 November 2021   08:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika ada yang mengatakan bahwa sebenarnya yang dilakukan Ibnu 'Umar tadi hanya menunjukkan bahwa itu adalah cara terbaik dalam mengalihkan manusia dari mendengar suara nyanyian/alat musik, namun tidak sampai menunjukkan keharamannya, jawabannya adalah sebagaimana yang dikatakan Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni (julukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) rahimahullah berikut ini,

"Demi Allah, bahkan mendengarkan nyanyian (atau alat musik) adalah bahaya yang mengerikan pada agama seseorang, tidak ada cara lain selain dengan menutup jalan agar tidak mendengarnya."

Intinya, menikmati musik sebagai hobi dan pelepas lelah setelah bekerja seharian ataupun kuliah adalah suatu jalan/stress-relief yang salah. Kalaupun ada seseorang yang selalu melakukannya setiap hari, penting untuk tetap memperhatikan sopan santun agar tidak mengganggu yang lain. Terapkanlah sila ke-2 dan setel volume sewajarnya, karena orang lain belum tentu suka dengan apa yang kita dengarkan. Lagipula, membaca buku atau Al-Qur'an setelah otak bekerja seharian justru lebih baik daripada mendengarkan musik, bukan? Yuk, kurangin menyetel musik. Jika belum bisa benar-benar meninggalkan, sebaiknya dikurangi sedikit demi sedikit. Mari kita dengarkan suara alam atau suara air yang mengalir, karena kehidupan tidak melulu berisik. Terkadang ketenangan dan kesunyian adalah sahabat terbaik.

"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan sesuatu yang lebih baik."

Pikirkanlah lagi, masihkah kamu memilih untuk menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendengarkan musik daripada membaca Al-Qur'an? Ingatlah, Al-Qur'an dan nyanyian selamanya tidaklah mungkin untuk bersatu dalam satu hati karena keduanya itu saling bertolak belakang.

Oleh : Faizarma Rahmat Naufal / Sastra Inggris / UNISSULA

Dosen : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun