Mohon tunggu...
Faiz Aqil Alleinde
Faiz Aqil Alleinde Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

43221010101 - Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 1- Teknologi Akuntansi Meminjam Pemikiran Mahatma Gandhi

6 April 2023   20:51 Diperbarui: 6 April 2023   21:05 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Kekuatan nir-kekerasan terletak pada kemampuan dan kerelaan, bukan sekedar kemauan, seorang penganut nir-kekerasan untuk menahan diri terhadap tindakan yang bisa menimbulkan kekerasan.

    Nir-kekerasan pasti bisa mengungguli kekerasan. Kekuatan yang lahir dari para penganut nir-kekerasan selalu lebih besar daripada kekuatan yang dihasilkan daripada penganut kekerasan.

    Nir-kekerasan tidak mengenal kekalahan. Akhir dari kekerasan adalah yang tak-terelakkan.

    Muara akhir dari nir-kekerasan adalah kemenangan yang pasti, jika istilah menang boleh diterapkan dalam nir-kekerasan. Sesungguhnya, ketika kita tidak memikirkan kekalahan, maka kita juga tidak memerlukan kemenangan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Satyagraha

Secara harafiah Satyagraha berasal dari kata Satya yang diturunkan dari kata Sat yang berarti "ada". "ada" dalam satyagraha berarti adanya kebenaran. Dalam pencarian kebenaran tidak ada tempat bagi ego atau kepentingan diri sendiri (self-interest). Oleh karenanya pencarian kebenaran harus didasarkan atas pengorbanan-diri. Menurut Gandhi, atas dasar Satyagraha, bahwa kebenaran itu adalah Tuhan dibandingkan Tuhan adalah kebenaran. Gandhi menulis "Aku tidak mengabdi pada apa pun dan siapa pun kecuali Kebenaran dan aku tidak menganjurkan hal apa pun kepada seseorang selain Kebenaran," jadi dalam hal ini Gandhi bertolak dengan adanya kebenaran maka ada Tuhan di sana.

Menurut Gandhi kebenaran adalah penggambaran tepat tentang Tuhan. Maka tidaklah keliru apabila setiap orang mengikuti kebenaran menurut petunjuk dan cahaya yang mereka miliki. Bahkan, kewajiban setiap orang adalah mencari petunjuk tentang kebenaran. Kemudian apabila dalam perjalanan mencari dan mengikuti kebenaran itu seseorang melakukan kekeliruan tetapi ia tetap bersungguh-sungguh dengan Kebenaran, maka secara otomatis dia akan mengoreksi dirinya.

Sifat seseorang yang mengedepankan jalan satyagraha haruslah rela berkorban demi menegakkan kebenaran, ia berkorban bukan berarti tunduk atau tidak memiliki pengetahuan apa-apa melainkan ia mencari hal yang hakiki benar. Ia melakukan suatu hal atas dasar percaya bahwa hal yang dilakukan adalah benar dan tentunya tidak lepas dari ajaran nir-kekerasan.

Ajaran satyagraha tidak dapat dipisahkan dengan ajaran nir-kekerasan karena keduanya mendukung satu sama lain dan menghasilkan keutamaan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh umat manusia. Orang yang berada dalam jalan satyagraha harus memiliki sikap tabah karena pencarian kebenaran tidak semudah menciduk air di laut, melainkan harus dengan proses yang kadang kala ditemukan berbagai hambatan berupa pengaruh keadaan dan sesuatu yang menggoda iman.

Citasi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun