Mohon tunggu...
Faizal Sutrisno
Faizal Sutrisno Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Geser Strategi, Ekspor Pasir akan Dibuka Lagi Setelah 20 Tahun!

8 Juni 2023   00:59 Diperbarui: 9 Juni 2023   02:25 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels/Engin Akyurt

Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa kegiatan ekspor pasir dilakukan dengan penuh pertimbangan terhadap dampak lingkungan dan efeknya terhadap keberlanjutan ekonomi dalam negeri. Penting bagi pemerintah untuk menerapkan regulasi yang ketat terkait pengelolaan sumber daya pasir, termasuk pemantauan ekstraksi pasir secara bertanggung jawab, rehabilitasi lingkungan, dan perlindungan ekosistem pesisir. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa keuntungan dari ekspor pasir digunakan untuk pembangunan berkelanjutan dan diversifikasi ekonomi, sehingga masyarakat secara luas dapat merasakan manfaatnya.

Secara keseluruhan, keputusan pemerintah untuk membuka keran ekspor pasir setelah 20 tahun dilarang adalah sebuah langkah yang perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Diperlukan keseimbangan antara manfaat ekonomi dengan dampak lingkungan dan sosial yang mungkin timbul. Regulasi yang ketat dan pengawasan yang efektif harus menjadi fokus utama pemerintah dalam memastikan kegiatan ekspor pasir dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Cara berkontribusi pada kesehatan ekosistem laut dan pesisir

Cara berkontribusi pada kesehatan ekosistem laut dan pesisir melalui penghindaran pencemaran sampah adalah langkah awal yang penting, tetapi tidaklah cukup. Berikut adalah pendapat saya:

Tidak mengotori ekosistem laut dan pesisir dengan sampah adalah langkah penting dalam menjaga kesehatannya. Sampah plastik yang tidak terurai menjadi salah satu masalah terbesar di lautan, menyebabkan kerusakan ekosistem, mengancam kehidupan laut, dan mencemari sumber daya alam. Oleh karena itu, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menghindari penggunaan plastik sekali pakai, kita dapat mengurangi risiko pencemaran dan melindungi kehidupan laut.

Namun, penting untuk diingat bahwa berkontribusi pada kesehatan ekosistem laut dan pesisir tidak hanya sebatas menghindari pencemaran sampah. Ada beberapa langkah tambahan yang dapat kita ambil:

  • Meningkatkan kesadaran: Edukasi dan peningkatan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan ekosistem laut dan pesisir sangatlah penting. Melalui kampanye informasi dan pendidikan, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik tentang kerentanan ekosistem tersebut dan mendorong tindakan yang lebih berkelanjutan.

  • Mengurangi polusi: Selain sampah, polusi lain seperti pelepasan bahan kimia berbahaya, limbah industri, dan polusi air dapat merusak ekosistem laut. Dalam kontribusi kita, kita dapat mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, mendukung praktik industri yang ramah lingkungan, dan menghindari pembuangan limbah yang tidak tepat.

  • Mendukung kebijakan perlindungan lingkungan: Mendukung kebijakan dan inisiatif perlindungan lingkungan, seperti pembatasan penangkapan ikan yang berlebihan, pengelolaan kawasan konservasi laut, dan larangan praktik yang merusak ekosistem, adalah cara penting untuk berkontribusi pada kesehatan ekosistem laut dan pesisir.

  • Menghargai keanekaragaman hayati: Ketika berkunjung ke pantai, kita harus menghormati keanekaragaman hayati yang ada di sana. Hindarilah merusak atau mengambil tanaman, hewan, atau karang. Kita juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan konservasi setempat, seperti program penanaman mangrove atau membersihkan pantai.

Jadi, tidak cukup hanya dengan menghindari pencemaran sampah. Diperlukan kesadaran, tindakan pencegahan polusi, dukungan kebijakan perlindungan lingkungan, dan menghargai keanekaragaman hayati sebagai langkah-langkah yang diperlukan untuk berkontribusi pada kesehatan ekosistem laut dan pesisir saat ini dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun