Tangisan memekik dalam ruang sunyi
Memenjarakkan penyesalan
Mengikat erat sebuah kebodohan silam
Pada sebuah keangkuhan
Tentang kecerdasan yang lebih kecil dari seekor kuman
Aku mengais dalam tangis penuh haru
Serpihan air mata memacu indah pada relung jiwa
Tentang keacuhan diri pada cinta yang tersedia
Kalbu keras membatu
Pikiran terbang tak pernah menyatu
Tuhan menyeru
Aku membisu
Lalu rumah mana yang aku tuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!