Kesadaran tersusun rapi dalam perpustakaan diri
Membuka lembar baru, memberi coretan indah penuh haru
Langkahku terhenti pada kasihmu
Dalam sayangmu, dekapan tak luput oleh waktu
Tangisan tak berarti dalam indah Rahman Rahimmu
Sudut waktu tertuju pada dinding penuh nafsu
Tergoyahkan oleh kisah yang berpadu dengan kasih
Hal indah terlukis pada garis takdir penuh lika liku
Setiap jengkalnya asmaMu tak lepas dalam hinggap akal baru
Kebijaksanaan tumbuh keserakahan mulai rapuh
Cinta kasih memberi arti bahwa hidup penuh wangi
Wewangian mawar memenuhi ruang dalam diri untuk berteduh
Berteduh dari keluh, berpasrah pada jiwa yang mulai merekah
Egoku tak lebih besar dari cintamu
Dan tak mengapa, manusia berjalan dengan cinta
Cinta Tuhan pada hambanya begitu nyata
Lalu mengapa kau kalahkan doa dengan harapanmu yang tak seberapa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H