Mohon tunggu...
faizal ikbal
faizal ikbal Mohon Tunggu... Penulis - Saya senang menulis

Mengamati fenomena empiris dan merangkainya dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bang Imo, Juru Epik Perdamaian di Fagogoru

23 Februari 2022   10:01 Diperbarui: 23 Februari 2022   10:03 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sontak, warga Halmahera Tengah dikejutkan dengan kejadian pemukulan yang dilakoni dua anak muda asal Ambon yang terdaftar sebagai Karyawan di PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Peristiwa pemukulan itu terjadi di desa Fidijaya kilometer tiga areal SMK negeri satu weda Halmahera Tengah yang berakibat pada satu orang warga patani korban parah (Koma).

Bagai petir menyambar, kejadian itu diaduk begitu cepat dan berpotensi mempertautkan konflik almamater suku, Ambon dan Halmahera. Hal ini, bisa dilihat dari luapan emosi warga yang merasa dirugikan menyisir tempat tinggal (kos-kosan) anak-anak Ambon dan berkembangnya unggahan status dimedia sosial yang bernada kompor.

Tidak membiarkan api kemarahan membakar nyala emosi suku berlangsung lama. bang Imo, pimilik nama panjang Abdurahim Odeyani itu menyiapkan air perdamaian untuk melerai nestapa yang diprediksi akan berujung pada perang saudara. 

Di depan kantor Bupati Halmahera Tengah, sejarah perdamian itu tercipta lewat forum deklarasi damai Masyarakat Maluku dan Halmahera Tengah, dengan mengambil tema '' tidak ada perbedaan suku, agama, dan ras torang, dan katong samua basudara, baku bawa bae-bae dan baku sayang''. 

Berpijak pada nilai-nilai filosofistik, katong samua basudara (kita semua bersaudara) dan tfaifiye (berbuat baik). Bang Imo menyadari benar, bahwa prinsip nilia humanisme itu sudah melekat sejak lama dan mengitari masyarakat Maluku dan Halmahera Tengah. Tidak ada alasan untuk mengelak, apalagi mengagendakan pertikaian dan perkelahian.

Menurut bang Imo, menginternalisasi nilai-nilai filosofis yang melekat pada Falsafah Suku masing-masing adalah upaya merawat kedamaian dan keharmonisan dimanapun kita berada. Tidak memandang siapa kita, dari agama mana dan suku apa, kita semua senantiasa dituntut membumikan nilai-nilai kemanusian, kedamaian, kesantunan dan cinta kasih antar sesama.

Pemahaman ini, disadur dari nilai intrinsik yang terkandung dalam falsafah fagogoru. Yaitu, ngaku rasai, (mengaku bersaudara), budi re bahasa, (budi dalam berbahasa), sopan re hormat, (sopan dan hormat), akal re wlo, (akal dan hati), mtat re miymoy, (takut dan malu). Adalah nilai yang final dan menjadi pilar dan pijak masyarakat fagogoru dalam menciptakan lalu lintas sistem sosial agar terjaga dari malapeta konflik suku, agama, ras dan golongan.          

Menginisiasi Jalan Perdamaian

Suasana konflik makin mencekam disela-sela waktu pasca korban dilarikan ke rumah sakit, aksi penyisiran dan nada-nada emosi yang mengarah ke suku makin kuat. Bang Imo, tepat pada Rabu, 16 Februari pukul, 21:00 WIT. mengkonfirmasi Camat Weda, bapak Ilham Suud  meminta informasi terkait.  

Dia juga, meminta Kabag Humas Halmahera Tengah, Bapak Jakaria Hi. Abdul Latif untuk memantau dan melaporkan perkembangan tersebut dalam setiap waktu. Di malam itu pula dia dengan sigap cepat meminta Pak Yanto M. Asri, Sekertaris Daerah (Sekda) untuk menyiapkan forum Rapat yang melibatkan para tokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun