Selanjutnya pada komunikasi virtual, emoji menjadi representasi penanda yang memiliki makna signifikansi dengan unggahan pada media sosial Facebook.Â
Pengondisian bentuk emoji beragam ekspresi dan emosi itu, memungkinkan pengguna  memposisikan pesan pada postingan dan tanda (emoji) yang di berikan untuk merespon harus benar-benar memiliki kesamaan makna. Karena emoji  memberikan transaksi makna, seolah--olah komunikasi virtualitas tersebut berlangsung dalam pertemuan nyata.
Sekarang kita amati, kekeliruan pada akun facebook masing-masing, masih terdapat pemilik akun facebook yang salah menekan simbol emoji dalam rangka merespon status seseorang yang diunggah.
Yang kerap kita temukan adalah status bertuliskan '' Innalillahi Wainalillahi Rojiun'' dilengkapi dengan foto suasana lagi berduka. akan tetapi, tanggapan yang bermunculan lewat emoji justru simbol like dan super.
Perasaan yang tadinya, turut berduka atas musibah yang ditimpah tersebut, berubah menjadi sesuatu yang berlebihah dan seram. karena simbol like, dan super, dimaknai sebagai sesuatu yang disukai atau pun sangat suka pada objek postingan tertentu.
Sebaiknya, pengguna  memilih emoji sedih atau pun emoji peduli, untuk merespon postingan seperti status yang dimaksud diatas. Kalau tidak, kita bisa saja dengan keras memberi dugaan kepada meraka yang merespon dengan memilih emoji like atau super, sangat berbahagia dengan kepulangan (meninggal) orang yang menjadi objek postingan tersebut.
Hal ini, yang dianggap sebagai kekerasan pada emoji, karena setiap emoji yang dipilih akan selalu memunculkan reaksi dari pemilik postingan.
Para ahli psikologi dan Psikiater, telah menyepakati bahwa simbol emoji mewakili kata-kata dan sudah pasti ada kaitanya dengan reaksi orang-orang. Bukti dari adanya reaksi adalah kita akan selalu melakukan pengecekan terhadap postingan yang kita unggah di facebook, berapa orang yang berkomentar di kolom postingan, berapa orang yang respon dengan emoji dan seterusnya.
Bila dalam postingan kita ditanggapi dengan mengunakan emoji yang tidak konteks, maka akan mengundang misinterpretasi terhadap orang itu. Mungkin, dia lagi berada di zona yang serba tegang (suasana hidupnya kurang beruntung) atau dia murni gangguan mental.Â
Yang jelas, fitur reaction (emoji-emoji) di media sosial facebook sebenarnya, bentuk mediasi untuk mewakili ekspresi dan emosi dalam bermedia sosial. untuk itu butuh kecakapan pengguna menempatkan emoji selaras dalam merespon konten postingan, sehingga tidak mengundang bias interpretasi antara komunikator dan komunikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H