Dan kutorehkan bait suci di antara ombak yang menggerus genangan
Kupintal awan tuk selipkan doaku kepada pemilikmu
Kuukir dalam pori-pori kanvas merapal namamu
Hingga terdengar senandung awan yang kau simpan di pori-pori kanvas itu,
mahir menyejukkan panasnya kehidupanku yang bercabang lika-liku
Hujan pun turun tuk menyiram bibit rasaku tanpa ambigu.
Malang-Blitar, 6 September 2020
(Salah satu puisi berbalas dari saya dan asfira yang termuat di buku "Senarai Asmaraloka")Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H