"Kamu setiap hari ganti nama aku terus, udah manusia kardus, manusia kegelapan, sekarang manusia karet? Kapan aku jadi manusia yang membimbing kamu untuk jadi keluarga sakinah?" -- hlm 218
Novel kocak ini pun tidak terlepas dari nuansa romansa, namun tetap dibalut dengan kocak dan koplak. Kisah cinta nurman dan endriyani pun menjadi bumbu paling sedap karena mereka awalnya sama-sama enggak mau mengakui saling suka dan selama hubungan ketua dan wakil osis, mereka seperti tom and jerry yang selalu bertengkar. Kisah cinta mereka dimulai saat endriyani di kantin dan berlanjut ketika nurman minta diajarin membuat teks pidato dan pergi ke rumah endriyani. Bagian pergi ke bioskop, menjadi scene paling menarik karena ditemukannya fakta bahwa nurman takut kegelapan dan seumur hidupnya belum pernah nonton bioskop dan yang paling kocak adalah ketika ibu sinta (ibu nya Nurman) tidak percaya kalua nurman akan nonton bioskop dengan seorang cewek dan meminta bukti foto selfie. Namun ending dari novel ini harus berpisahnya mereka berdua karena endriyani harus pindah ke Palembang mengikuti ayahnya.
Kekurangan dari novel adalah fakta-fakta yang disajikan kurang nyata menurutku (sebagai mantan anak SMA) atau mungkin memang penulisnya yang menginginkan detail-detail seperti itu untuk melangsungkan atau menampilkan konflik yang disajikan.
Contohnya, 1) calon ketua osis dipilih oleh kepsek(kejadian ini jarang terjadi, walaupun ini diangkat dari cerita nyata penulis. 2) Anggota osis yang lain pun dipilih oleh ketua osis dan seluruh calon otomatis jadi anggota osis, nah ini yang kurang tepat juga, karena anggota osis harus mendaftar atas keinginan diri sendiri setelah itu diadakan tahap/seleksinya. 3) Diklat pos ke pos cuma minta ttd guru, diklat osis di kehidupan nyata pun tidak hanya begini karena diklat tujuan nya melatih mental dan jiwa corsa.
Hal -- hal yang disajikan di novel kurang nyata mungkin karena ini cerita fiksi yang memang sulit untuk dibuat nyata dan ditakutkan akan menghilangkan esensi novel humor ini.
"Suatu Masalah pasti ada jalan keluarnya. Dan setiap pertemuan pasti ada perpisahannya." -Nurman
Sebagai penutup resensi kali ini, saya merekomendasikan kepada kalian semua untuk membaca dengan membeli buku nya di gramedia (jangan contoh saya). Seperti kata tereliye hargailah karya orang lain dan pada kesempatan kali ini pula saya ingin meminta maaf kepada kak maulana wisnu.
Informasi tambahan bahwasanya novel ini akan difilmkan.. (yeeay)