5. saya berlari dan saya merasakan rasanya berjuang
Saya teringat sebuah cerita yang saya dengar dari orang tua angkat saya waktu saya di Jepang, bahwa kalau di beberapa Sekolah Dasar mengadakan program naik gunung fuji bagi siswanya. Gunung fuji itu bukan medan yang mudah untuk di taklukkan ya.. dingin dan bersalju. Singkat cerita bahwa filosofinya bahwa kesuksesan itu harus dilatih, keusksesaan itu adalah sebuah pijakan untuk mendapatkan kesuksesan lain. Tentu perjuangannya berbeda.
 6. saya berlari dan saya mengerti perlunya latihan
dalam beberapa tahun belakang saya sudah kurang lebih 10kali mengikuti event lari dan setiap event saya mulai dengan latihan. Latihan yang menurut saya cukup. Teori saya sederhana. Kalau saya ikut kategori 10 k maka saya harus kuat lari 5 k non stop dengan kecepatan rata rata 6-8 menit per Km nya. Nah untuk ikut kategori yang 21 k kemarin maka saya berlatih lari 10k dengan kecepatan 7-10 menit per km.
waktu terbaik saya untuk kategori 10 k adalah 1 jam 12 menit. Ternyata pada kategori 21 k tidak bisa selesaikan dalam waktu 2 jam 24 menit tapi 3 jam 15 menit. Kenapa karena di atas km 15 tenaga dan konsentrasi semakin menurun. Sekali lagi latihan dan latihan.
7. saya berlari dan melatih saya menjadi pemberani.
Tahapan ikut lari itu sebenarnya sederhana, pertama kita mendaftar kemudian ambil perlengkapan dan datang tepat waktu kemudian selesaikan larinya. Tapi kalau isinan kata orang jawa tentu berat dan keinginan itu hanya sebatas situ saja. Padahal kalau kita berani sebenarnya keengganan itu lebih pada "malas". Makanya ada satu kelompok lari yang menggunakan hastag #lawanmalas
8. saya berlari dan saya bukan robot
Robot tidak punya identitas, robot tidak tahu caranya bersenang senang dengan lari, robot tidak ada inisiatif, robot tidak ada keinginan tapi saya punya. Â Â Â
 9. saya  berlari dan saya .... Ada  Â
"aku akan bahagia jika aku dan lari dapat menua Bersama," Haruki Murakami