Kesehatan mental Mahasiswa yang baik adalah dimana ketika kondisi batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinnya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, dan bisa menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Adapun sebaliknya seorang Mahasiswa yang kesehatan mentalnya terganggu, maka akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang akhirnya bisa mengarah pada prilaku yang buruk. Hal ini juga berdampak pada kehidupan kesehariannya.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) melakukan sebuah riset dan yang menjelaskan bahwa lebih dari 60 % mahasiswa mengalami setidaknya satu gangguan kesehatan mental berdasarkan data kajian BEM Psikologi 2020, sebanyak 48 % Mahasiswa mengalami gangguan kecemasan, 55 % memiliki gejala depresi, dan 64% memiliki kualitas tidur yang buruk.
Menurut artikel yang ditulis oleh Talitha Nathania, faktor yang menyebabkan seorang mahasiswa mentalnya tidak sehat yaitu; perubahan hormonal, tantangan perkembangan, tekanan akademisi, hubungan sosial, pengaruh media sosial, masalah keluarga, genetika,dan trauma.
Dampak gangguan mental pada Mahasiswa
Gangguan mental dapat berdampak bagi mahasiswa, baik secara akademis, sosial, maupun emosional. Berikut ini adalah beberapa dampaknya:
- Penurunan Prestasi Akademik
- Kesulitan berkonsentrasi dan memfokuskan perhatian
- Penurunan motivasi untuk belajar dan menghadiri kelas
- Kesulitan mengingat informasi dan menyelesaikan tugas
- Masalah Kesehatan Fisik
- Gangguan tidur seperti insomnia atau tidur berlebihan
- Perubahan nafsu makan yang bisa menyebabkan penurunan atau peningkatan berat badan
- Kelelahan dan kurang energi
- Masalah Sosial
- Isolasi sosial dan penarikan diri dari kegiatan sosial
- Kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan dengan teman dan keluarga
- Kemungkinan mengalami konflik interpersonal
- Dampak Emosional
- Perasaan cemas, depresi, atau putus asa
- Penurunan harga diri dan kepercayaan diri
- Perasaan tyertekan dan frustasi
- Masalah Keuangan
- Biaya tambahan untuk perawatan kesehatan mental seperti konseling atau pengobatan
- Perilaku Berisiko
- Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan sebagai cara untuk mengatasi stres atau rasa sakit emosional
- Perilaku yang berisiko atau implisif
Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Mental Pada Mahasiswa
Cara mengatasi gangguan mental pada mahasiswa adalah sebagai berikut:
- Mencari Bantuan Profesional
- Konseling dan Terapi: Mengunjungi konselor kampus atau terapis profesional untuk mendapatkan dukungan psikologis. Pengobatan: Berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan pengobatan jika diperlukan.
2. Mengembangkan Kebiasaan Sehat
- Olahraga: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Nutrisi: Makan makanan seimbang untuk mendukung kesehatan mental.Tidur yang Cukup: Memastikan tidur yang cukup dan berkualitas.
3. Membangun Dukungan Sosial
- Keluarga dan Teman: Mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Kelompok Dukungan: Bergabung dengan kelompok dukungan atau organisasi mahasiswa yang peduli terhadap kesehatan mental.
4. Manajemen Stres
Teknik Relaksasi: Mempelajari teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam. Manajemen Waktu: Mengatur waktu dengan baik untuk menghindari kelelahan dan tekanan berlebihan.
5. Mengurangi Beban Akademik
Bicarakan dengan Dosen: Diskusikan masalah yang dihadapi dengan dosen atau penasihat akademik. Manajemen Tugas: Membuat jadwal untuk menyelesaikan tugas dan menghindari penundaan.
   6. Mengembangkan Keterampilan Mengatasi Masalah:
Pelatihan Keterampilan Hidup: Mengikuti pelatihan keterampilan hidup yang ditawarkan oleh kampus. Mencari Sumber Daya: Menggunakan sumber daya yang tersedia, seperti buku atau aplikasi tentang manajemen stres dan kesehatan mental.
7. Menghindari Penyalahgunaan Zat:
Hindari Alkohol dan Narkoba: Menghindari penggunaan alkohol atau narkoba sebagai cara untuk mengatasi stres.
8. Mengembangkan Pola Pikir Positif:
Pemikiran Positif: Mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif. Menulis Jurnal: Menulis jurnal untuk mencatat perasaan dan pemikiran dapat membantu mengatasi masalah emosional.
9. Mengambil Waktu untuk Diri Sendiri:
Istirahat dan Rekreasi: Mengambil waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai dan menyenangkan. Mengenali Batas Diri: Mengenali dan menghormati batas diri sendiri untuk menghindari kelelahan.
10. Menggunakan Layanan Kampus:
Layanan Kesehatan Mental: Menggunakan layanan kesehatan mental yang disediakan oleh kampus. Program Kesejahteraan: Mengikuti program kesejahteraan yang ditawarkan oleh kampus, seperti workshop atau seminar tentang kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H