Artinya, kehadiran wisata ini telah berkontribusi besar dalam pembentukan ekonomi warga Sekapuk. Wajar bila Pak Kades menyebut kerugian yang dialami desanya bernilai ratusan juta per-hari.
Menggerakkan Ekonomi
Apa yang disampaikan Pak Kades itu, tentu layak dipertimbangkan di tengah capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama di angka 2,97 persen.
Angka ini tercatat sebagai pertumbuhan terendah sejak tahun 2001 atau ketika ekonomi mulai bergeliat setelah badai krisis moneter tahun 1998.
Meski tak sampai minus, tapi angka 2,97 persen tentu harus diwaspadai. Kuartal pertama merupakan modal krusial guna menopang pertumbuhan kuartal lanjut.
Nyatanya, angka yang dicapai justru jauh dari yang diharapkan. Terkontraksi -2,41 persen jika dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, yakni IV-2019.
Wajar bila diperkirakan pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun berada di kisaran 0,5 persen. Atau bahkan lebih rendah dari itu. Miris bukan?
Artinya, harus mulai dipikirkan bagaimana implementasi PSBB diformulasikan selain untuk menekan penyebaran Covid-19, juga menggerakkan ekonomi.
Sampai di sini, paham kan mengapa Pak Kades ngotot membuka Setigi? Maklum, ekonomi desanya kini mulai bertumpu pada wisata!
"Apa langkah solutif dari Pemerintah untuk kami ini? Tolong ini dipikirkan," ungkap Pak Kades pada diskusi itu.
Sektor Pariwisata