5) Keadilan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia.
Mengamalkan nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam kegiatan pembelajaran di SDN Tanah Merah berarti guru memberikan kesempatan yang sama kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dan bertindak adil terhadap anak, hal ini dicapai dengan cara memberi. Guru menanggapi jawaban siswa tanpa membeda-bedakan siswa. Contoh lainnya adalah ketika seorang guru sedang mengajar kelas III dan ada siswa yang tidak membawa penggaris, maka guru tersebut berusaha meminjamkan penggaris kepada semua siswa yang tidak mempunyai penggaris. Guru juga memberikan kesempatan kepada anak untuk memimpin temannya dalam menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan memimpin secara bergiliran. Siswa juga terlihat tidak pilih-pilih dalam mencari teman. Siswa ingin berteman dengan semua orang di kelasnya. Siswa juga ingin berbagi dengan temannya. Hal ini terlihat ketika siswa kelas dua sedang melakukan kegiatan menggambar. Siswa ingin berbagi warna dengan siswa lain, dan siswa ingin bermain dengan salah satu mainannya.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori, nilai inti yang kelima akan terwujud ketika guru bersikap adil terhadap semua siswa dan mengajarkan siswa untuk mau berbagi kepada orang lain, sehingga dapat kita simpulkan. Mereka juga terlihat pilih-pilih dalam mencari teman, dan kesediaannya untuk berbagi menimbulkan rasa kepedulian terhadap teman lainnya. Keadilan berarti memberikan hak sesuai dengan hak orang lain, berlaku adil, tidak mempergunakan hak milik untuk bertentangan atau merugikan kepentingan umum, menikmati kerja keras, dan menerima hasil kerja orang lain, yang dicapai melalui penilaian yang berujung pada saling menguntungkan kemajuan dan kemakmuran.
Strategi Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Profil pelajar Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mencakup beberapa aspek penting yang ingin diwujudkan melalui pendidikan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat enam penanda utama dalam profil pelajar Pancasila, yaitu berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global[2]. Melalui mata pelajaran PKn, tujuan utamanya adalah untuk menanamkan dan memperkuat nilai-nilai tersebut dalam diri peserta didik[1]. Dengan demikian, PKn menjadi wadah penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian pelajar sesuai dengan ajaran Pancasila.
Berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) antara lain:
1. Model Pembelajaran Situasi: Strategi ini memungkinkan siswa belajar dalam situasi dunia nyata dan membuat hubungan antara apa yang dapat mereka lakukan dan apa yang dapat mereka lakukan untuk memahami materi dalam kehidupan sehari-hari PPKn
2. Pembelajaran berbasis portofolio: siswa dapat mendokumentasikan hasil pekerjaannya, dan hasil dokumentasinya disusun dalam folder yang berisi informasi, metode ini sangat sesuai dengan kurikulum pendidikan yang sekarang dimana kurikulum merdeka yang metode pembelajarannya berbentuk laporan, projek dan mandiri. Hal ini membantu siswa belajar lebih aktif dan memahami perkembangannya dalam memahami materi PKn
3. Pembelajaran Kolaboratif : Strategi pembelajaran ini mengutamakan kerjasama antar siswa dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas, sehingga mendorong terbentuknya sikap saling bekerjasama dan kooperatif.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek : Siswa diberi tugas untuk membuat proyek yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan agar dapat belajar secara aktif dan kreatif . Metode ini selain untuk memahami materi, juga melatih kedekatan antar siswa.
Diharapkan dengan menerapkan strategi pembelajaran ini, siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran kewarganegaraan dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Pancasila dan nilai-nilai kewarganegaraan.