Mohon tunggu...
Faiza Naufalia Azzahra
Faiza Naufalia Azzahra Mohon Tunggu... Lainnya - sejatinya kita hidup tidak untuk menyenangkan orang lain

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030055)

Selanjutnya

Tutup

Trip

Berjalan Menyusuri Padatnya Malioboro setelah Pandemi

12 Juni 2022   21:27 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita tahu pada bulan maret tahun 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa terdapat seorang warga Indonesia yang terkena virus covid-19, hal tersebut pun sekaligus menjadi kasus covid-19 pertama kali yang ada di Indonesia dan sejak saat itu  

Indonesia mengalami peningkatan penyebaran virus covid yang sangat tinggi. Virus ini sangatlah berbahaya dan mematikan, selama 2 tahun terakhir ini virus covid-19 sudah merenggut banyak sekali korban dengan jumlah kurang lebih 16 juta korban.

 Hal inipun membuat pemerintah harus memutar otak dan mengeluarkan segala kebijakan yang bisa menghentikan penyebaran virus covid-19 ini agar tidak merenggut nyawa lebih banyak lagi, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, tetap berada di dalam rumah bahkan menerapkan lockdown untuk beberapa daerah dengan kasus covid yang tinggi.

Dengan tingginya kasus covid setiap harinya membuat masyarakat takut tertular dan cenderung memilih untuk mematuhi kebijakan pemerintah dengan tetap berada didalam rumah, tentu saja hal ini membuat banyak tempat wisata sangat sepi dikunjungi para wisatawan.

Salah satu tempat wisata yang terkena dampak pandemi adalah Malioboro. Pada hari biasa sebelum pandemi, Malioboro selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung tetapi karena kasus Covid-19 ini pun membuat Malioboro sangat sepi dari pengunjung.

Pada tanggal 17 Mei 2022 presiden Jokowi Dodo memperbolehkan seluruh rakyat Indonesia untuk membuka masker pada ruangan terbuka, dengan adanya anjuran seperti itu membuat masyarakat semakin bebas untuk melakukan aktifitas diluar rumah seperti berliburan ke tempat wisata. Malioboro yang sangat sepi akibat adanya pandemi sekarang sudah sangat ramai dikunjungi oleh para pengunjung.

Pengunjung Malioboro tidak hanya berasal dari kota Yogyakarta saja, tetapi banyak pengunjung yang rela-rela datang dari luar kota untuk datang berliburan ke Malioboro seperti Jakarta, Semarang dan masih banyak lagi. Para pengunjung biasanya datang ke Malioboro 

menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan membuat jalan Malioboro sangat macet terlebih saat liburan. Para pengunjung yang datang seolah mengobati rasa rindunya dengan malioboro setelah 2 tahun harus berada dirumah dan tidak bisa berliburan.

Dihari biasa pun Malioboro tetap ramai dikunjungi oleh para pengunjung "setelah pandemi emang malioboro jadi padat banget dan sering macet, apalagi di hari sabtu dan minggu."  Kata pedagang bakso di malioboro.

Aturan ketat mengenai covid-19 seperti menggunakan masker, menjaga jarak yang diterapkan di Malioboro semakin Longgar pada tahun ini, saat pandemi di Malioboro juga terdapat petugas khusus untuk mengawasi bagaimana jalannya protokol kesehatan di Malioboro tetapi sekarang sudah tidak ada lagi dan pengunjung sudah bebas berjalan dan berlibur di area Malioboro tanpa menggunakan masker.

(dokpri)
(dokpri)

Banyak sekali hal yang bisa kita temui dan kunjungi saat berada di Malioboro. Tak banyak yang tahu di Malioboro juga terdapat pasar antik yaitu pasar yang menjual barang - barang antik atau barang - barang yang sudah lama. Bagi para pecinta barang antik akan sangat senang jika mengunjungi pasar antik tersebut.

Tak hanya itu bagi kalian yang ingin mencari segala jenis batik bisa mengunjungi pasar Beringharjo yang lokasinya masih di Malioboro pada bagian sebelah barat dekat dengan benteng Vredeburg. Pasar inipun tak kalah ramainya dengan jalanan Malioboro, walaupun akan macet - macetan saat berjalan kalian akan menemukan beragam batik yang bisa kalian beli. Tak hanya baju tetapi juga terdapat sandal, tas dan barang lainnya dengan motif batik.

Bagi kalian yang tak ingin panas - panasan jangan khawatir Malioboro juga memiliki mall yang sangat bagus dengan menjual berbagai barang didalamnya, kalian juga bisa menikmati makanan yang dijual didalam mall Malioboro.

Yang terakhir ini adalah hal yang paling unik sekaligus hal baru yang terdapat pada Malioboro yaitu teras Malioboro. Teras Malioboro merupakan tempat khusus yang disediakan bagi para pedagang kaki lima yang berada di sepanjang jalan Malioboro. Jadi, para penjual yang berada disepanjang jalan  

Malioboro dialihkan tempatnya untuk berjualan di teras Malioboro. Teras Malioboro ini terdapat 2 tempat yaitu teras Malioboro 1 dan teras Malioboro 2. Selain mengobati rasa rindu akan Malioboro para pengunjung yang datang  dari jogja maupun dari luar kota  sangat semangat sekali mengunjungi teras Malioboro yang menjual aneka pakaian hingga makanan.    Teras Malioboro ini dibangun pada akhir-akhir pandemi dan sangat ramai dikunjungi saat pandemi covid ini berakhir.

Awal pembangunan teras Malioboro ini sempat menimbulkan pro dan kontra karena, ada yang berpendapat bahwa jika para penjual di sepanjang jalan Malioboro di pindahkan akan menghilangkan suasana tersendiri dari Malioboro, tetapi hal tersebut tidak menjadi perdebatan yang panjang karena setelah berhasilnya didirakan teras Malioboro pun tetap ramai dikunjungi dan membuat suasana baru dari Malioboro.

Stand untuk penjualan barang barang dan makanan pun dipisahkan agar para pengunjung tidak kebingungan dan membuat para pengunjung lebih nyaman saat berkeliling di teras Malioboro.  Pada sore hari terkadang terdapat hiburan keroncongan di teras Malioboro yang semakin menarik perhatian para pengunjung

Hadirnya teras Malioboro ini sekaligus menjadi simbol dari semangat para pedagang untuk tetap terus berjualan karena selama masa pandemi mereka sangat terpuruk akibat sedikitnya pengunjung yang hadir.

Akhirnya selama 2 tahun melewati gelapnya dunia pandemi rakyat Indonesia mulai bisa menjalani aktivitas dengan biasa lagi. Banyak hal yang bisa kita petik dari pandemi ini, salah satunya yaitu  kita tidak boleh putus asa dalam segala keadaan dan harus terus bertahan hidup apapun alasannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun