Mohon tunggu...
Faiz Romzi Ahmad
Faiz Romzi Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam di Banten

Menulis adalah tanda bahwa kau pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia-manusia Terminal

4 Januari 2020   08:32 Diperbarui: 4 Januari 2020   08:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
palembang.tribunnews.com

Kita harus sering jalan-jalan. Ke panti, terminal bis ataupun tempat wisata yang mereka sebut tempat udik. 

Banyak pelajaran yang bakal kita dapat. Bapak-bapak yang memilih berjualan asongan, kripik-kripik, dan berjualan semampu mereka ketimbang bersekongkol dengan temannya untuk membawa kabur seorang anak. Ibu-ibu yang berjualan otak-otak dan mengedarkan tikar.

Aku selalu ingat ibu ataupun bapak saat mereka bekerja. Mencari nafkah dengan jalan seadanya, sebisa mereka, modal dan tenaga. Pilu. Bukan kerja remeh.

Setiap bis masuk terminal, mereka berlarian mencari pintu masuk, menawarkan segala yg mereka bawa dari pengepul. Dari ujung sampai ujung mereka berteriak, "air!" Dengan dipikul dalam kondisinya yang tua. 

Yang tentu, malam hari mereka mengaduh pada istri atau anaknya agar dipijiti. 

Pulang dengan penghasilan secukupnya, istirahat. Kemudian saat mentari mulai menyapa, kembali lagi seperti itu. Dan esoknya. Lalu esoknya. Lalu mati.

_______

3 Januari 2020

Terminal Pakupatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun