Dullah menjawab semua arahan dari Cak Dlahom dengan seraya memuji Allah
“Subhanallah, masya Allah, laailaha ilallah…”
“Dul, jika kalimat-kalimat suci itu diucapkan oleh orang kafir, ia berubah jadi beriman, tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau berubah dari mukmin jadi kafir.”
“Sampean jangan nakut-nakutin gitu, Cak.”
“Kelihatannya kamu sedang memuji Allah, padahal sebetulnya sedang memuji dirimu sendiri. Ketika kamu menyebut ‘Maha Suci Allah…’ seakan-akan kamu menyucikan Allah, padahal kamu menonjolkan kesucian dirimu.”
Banyak sekali kisah Cak Dlahom yang disampaikan saat saya empat mata dengannya. Ternyata pintar saya masih bodoh dan memang tidak pantas merasa pintar sesudah mendapat kisah darinya. Cak, terima kasih atas waktumu membagi kisah di malam penuh bintang. Walau kau gila tapi kau berhasil menamparku bolak-balik Cak—dan turut membuatku ingin gila sepertimu.
____
Tulisan ini pernah dimuat di mojok.co a/n Faiz Romzi Ahmad (saya pribadi). Saya post ulang di kompasiana, agar teman-teman kompasianer bisa membacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H