Mohon tunggu...
Faisol ali
Faisol ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Talk last do more

Talk last do more

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ilalang dan Teki

5 Oktober 2021   08:51 Diperbarui: 5 Oktober 2021   08:54 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu ...

Saat besi belum semarak dengan modif nya 

Saat lencana menjadi hiasan topi dan saku di dada

Saat ilalang masih belum tumpul 

Menegakkan pucuk runcingnya dengan gagah 

Menunjukkan bahwa dirinya perkasa

Saat,dimana dia melambai seakan menyapa

Menciptakan nuansa penuh tawa

Menghiasi masa kecilku tanda tak ada duka

Yang terpancar hanyalah canda di pelupuk mata 

Dulu ...

Ilalang dengan tegapnya menopang masa kecilku

Menjadi pelipur lara di kala sendu

Teki pun seakan tak kalah peran di kala itu 

Menampakkan dirinya sebagai obat mujarab

Di agungkan ,bahkan dirinya dijadikan asupan dari mulut ke mulut

Saat,dimana desa ku masih hijau nan asri

Terbingkai nuansa alami

Dulu ...

Menapaki jalan tanpa lentera ,tapi terasa bertaburkan cahaya

Lantaran tawa pecah bersama

Mengiringi langkah tegap gempita

Andai ...

Angin masih sama tutur sapanya 

Mungkin,dia akan mengucap salam 

Salam,tentang nuansa kecil ku yang dihiasi canda tawa

Andai ...

Nuansa,dimana ikan kecil menjadi incaran kepolosan ku

Batu hampar seakan pelepah tidur ku

Dan ranting asam menjadi tapak berayun

Mungkin,

Cerita hari ini masih bertemakan ilang dan teki

Masih menjadi juru tawa masa remaja kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun