Dulu ...
Saat besi belum semarak dengan modif nyaÂ
Saat lencana menjadi hiasan topi dan saku di dada
Saat ilalang masih belum tumpulÂ
Menegakkan pucuk runcingnya dengan gagahÂ
Menunjukkan bahwa dirinya perkasa
Saat,dimana dia melambai seakan menyapa
Menciptakan nuansa penuh tawa
Menghiasi masa kecilku tanda tak ada duka
Yang terpancar hanyalah canda di pelupuk mataÂ
Dulu ...
Ilalang dengan tegapnya menopang masa kecilku
Menjadi pelipur lara di kala sendu
Teki pun seakan tak kalah peran di kala ituÂ
Menampakkan dirinya sebagai obat mujarab
Di agungkan ,bahkan dirinya dijadikan asupan dari mulut ke mulut
Saat,dimana desa ku masih hijau nan asri
Terbingkai nuansa alami
Dulu ...
Menapaki jalan tanpa lentera ,tapi terasa bertaburkan cahaya
Lantaran tawa pecah bersama
Mengiringi langkah tegap gempita
Andai ...
Angin masih sama tutur sapanyaÂ
Mungkin,dia akan mengucap salamÂ
Salam,tentang nuansa kecil ku yang dihiasi canda tawa
Andai ...
Nuansa,dimana ikan kecil menjadi incaran kepolosan ku
Batu hampar seakan pelepah tidur ku
Dan ranting asam menjadi tapak berayun
Mungkin,
Cerita hari ini masih bertemakan ilang dan teki
Masih menjadi juru tawa masa remaja kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H