Mohon tunggu...
mochamad faishalrafly
mochamad faishalrafly Mohon Tunggu... Lainnya - saya sebagai mahasiswa diunivesitas pancasila

hallo, nama saya faishal. saya kuliah diuniversitas pancasila fakuktas pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Naga Tasik Jawa Barat

27 Juni 2023   17:00 Diperbarui: 27 Juni 2023   17:02 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nativeindonesia.com2020 merdeka.com

Pengendalian Polusi Udara

Keunikan lain dari aktivitas pertanian di Kampung Naga terjadi pada masa pasca panen. Petani pantangan membakar jerami. Mereka percaya bahwa kegiatan membakar jerami akan mengurangi kesuburan tanah dan menyebabkan polusi udara. Mereka memanfaatkan tangkai padi untuk pupuk dengan cara menimbun jerami didalam tanah selama satu bulan. Pantangan membakar jerami ini telah diakui sisi ilmiahnya oleh Sereenonchai & Arunrat (2018) yang menjelaskan bahwa membakar jerami di sawah justru akan menyebabkan kualitas tanah menjadi buruk. Hal ini akan berdampak pada kualitas padi yang tumbuh.Padi akan berwarna keruh atau cenderung kecoklatan. Dengan demikian akan menghasilkan nasi yang kurang sehat untuk dikonsumsi. Efek lain yang ditimbulkan dari adanya aktivitas pembakaran jerami adalah polusi udara dan lingkungan. Polusi ini tidak hanya berdampak pada kualitas udara yang dihirup oleh masyarakat, tetapi juga memberikan efek pada temperatur udara yang menjadi lebih panas. Ini akan berdampak pada dehidrasi. Sebaliknya, bila petani tidak membakar jerami di sawah, maka kesuburan tanah akan tetap terjaga sehingga padi akan tumbuh dengan warna pohon yang hijau segar. Saat menjelang panenpun padi akan kuning keemasan. Manfaat positif lainnya adalah langit akan cerah dan udarapun segar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun