Di kantor, Bisnu sedang fokus pada layar laptopnya. Melihat dan mengamati setiap soal yang telah dia susun. Dia memastikan bahwa tidak ada lagi typo setiap soal. Bisnu adalah sosok yang teliti dan gemar membaca. Setiap hal yang dia buat penuh pecermatan dan ketelitian.
Lalu seorang rekan guru menghampirinya "Pak, sepertinya siswa bapak sedang menunggu bapak di kelas."
"Ada apa gerangan menunggu saya?"
"Entalah, saya hanya meneruskan informasi." Ujar rekan gurunya dan kembali ke mejahnya.
Bisnu langsung beranjak dari bangku duduknya untuk menghampiri siswa-siswa di ruang kelas. Ketika mendekati pintu masuk, beberapa siswa keluar sembari menunjukan air muka bahagia. Melihat itu Bisnu tanpak bingung. "Loh, tumben-tumbennya wajah kalian berbinar-binar. Ada apa gerangan?"
"Tidak pak, kami sedang bahagia. Silahlan masuk pak."
Sesampainya dipintu, wajah-wajah yang dipandanginya tidak hanya siswa di kelasnya. Ada banyak siswa disana. "Ada apa gerangan kalian memanggil bapak?"
Lalu para siswa itu mengucapkan secara bersamaan, "Selamat hari guru pak, terima kasih atas dedikasi dan ilmu yang diberikan."
Semarak dari siswanya sontak membuatnya kaget bukan main. Rasa haru dan bahagia mengalir cepat kedalam batin. Dia memandangi satu persatu setiap siswa itu, ada berapa bingkisan yang di pegang oleh mereka lengkap dengan kartu ucapan.
Dalam hatinya ada hal yang mengganjal, tapi Bisnu tidak tahu hal apakah itu. Dia tertegun sejenak, mengingat setiap kebersamaan yang mereka jalani. Ada banyak hal yang mereka buat dalam jalinan kebersamaan dan kekeluargaan.
Baginya, setiap siswa adalah teman, saudara dan apalah itu. Mereka disatuhkan oleh cinta, kasih sayang yang sepertinya telah kental sekali. Momen itu seperti momen peleburan. Para siswa menyambutnya dengan bahagia, mereka lupa para ketegasan dan terkadang luapan marah yang dia keluarkan saat di kelas.