Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah, Sebuah Dilema yang Tiada Habisnya

20 September 2023   13:01 Diperbarui: 20 September 2023   16:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas Ankam sedang bersih-bersih. Dokpri

Dia lalu mengandaikan bahwa jika setiap pengunjung taman yang berkunjung, relah menyisipkan waktu sebentar untuk ikut berpartisipasi memungut sampah, maka dia meyakini volume sampah di kota Ternate perlahan akan menurun. Ini karena menurutnya proses penangananya cepat dan tanggap, sehingga para petugas mungkin tidak kesulitan menjangkau sampah di ruang-ruang yang tidak bisa mereka jangkau.

Namun nyatanya kita harus mengakui, bahwa krisis akan kesadaran merawat lingkungan masih jadi belenggu dalam diri. Hampir setiap kita terkesan cuek dan seperti tidak mau tahu.

Hal sederhana yang kita amati terhadap perilaku masyarakat yang ada di bantaran kali mati (barangka). Mereka lebih memilih buang sampah didalam kali dari pada harus menentengnya untuk diletakkan di TPS yang telah disediakan.

Dokpri
Dokpri
Alhasil setiap kali mati seakan menjadi Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) bagi masyarakat dibantaran kali. Nantinya jika musim penghujan tiba, sampah ini akan hanyut lalu berakhir dipesisir pantai yang punya efek buruk bagi ekosistem laut.

"Nyatanya sampah bantaran kali juga menjadi sumbangsi terbesar sampah yang ada dipesisir pantai." Ujarnya.

Ketika ditanya soal jadwal, Rahma menagatakan, dia dan teman-teman biasa melakukan kegiatan bersih-bersih pada hari minggu. Dimulai pada pukul 06:00 sampai dengan pukul 10:00 wit saat matahari benar-benar terik.

Bagi saya ini adalah perilaku luar biasa yang dicontohkan oleh mereka. Disaat anak-anak muda yang lain memilih menutup mata dan telinga menikmati hari libur, tapi tidak dengan mereka. Iya, mereka memilih jalan sunyi lalu bercumbu dengan sampah-sampah itu, tak peduli bau menyengat menikam sampai ke rongga hidung.

Rahma adalah salah satu dari sekian anak muda yang tergabung dalam komunitas yang dinamakan anak muda sadar sampah (Ankam). Sebuah komunitas yang jika dilihat masih belia usianya, tapi gebrakannya dalam kampanye dan gerakan nyata tidak main-main. Sudah berbagai tempat mereka sambangi dan bersikan.

Ankam sendiri merupakan komunitas yang dibangun untuk melakukan kampanye gerakan sadar sampah. Mereka bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat kota Ternate bersama-sama peduli dan menjaga keindahan kota Ternate. Dan hal itu diawali dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mau mengangkat sampah yang berserakan di tempat umum.

"Tujuan kami cuman satu, hanya untuk melihat wajah kota bersih dari sampah." Akuhnya.

Jika dilihat memang Ankam tidaklah sendiri, ada juga beberapa perkumpulan atau organisasi yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi akan lingkungan. Tapi saya rasa itu belum cukup untuk menggugah kesadaran masyarakat. Harus dibutuhkan lagi wadah dan orang-orang yang memiliki sikap heroik seperti mereka. Iya, yang rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk merawat bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun