Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Kompetensi Digalakan, Namun Kesejahteraan Diabaikan

1 Oktober 2022   21:36 Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:37 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu apa gunanya kami di tuntut untuk berkualitas sementara teknis penting ini tidak d ajarkan, ah aku jadi semakin yakin, teori itu memang punya kekauan tersendiri.
                            ***
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut saya kira sanyat bermanfaat bagi saya dan juga rekan guru yang lain. Karena materi-materi yang di ajarkan kami peroleh langsung dari para pakar yang sudah malang melintang di belantara pendidikan.

Belum lagi di hari kedua, ada materi mengenai penyusunan rencana dan model pembelajara. Lalu ada perwakilan dari setiap sekolah, masing-masing satu orang untuk maju ke depan mempraktikan cara mengajar yang baik. Disana saya banyak mendapati cara dan teknis yang memang sebagiannya belum saya gunakan di kelas.

Kendati banyak hal yang saya dapati, namun ada hal yang lebih menyita perhatian saya. Apakah seusai pelatihan dapat meningkatkan kompentesi para rekan guru di Makian Barat? Bagaimana jika iya bagi para guru Honorer?

Lalu apa manfaatnya ketika kompetensi dinaikan sementara kesejateraan tak tersentuh? Terlebih para guru honorer yang harus menunggu selama tiga bulan baru menerima gaji dengan jumlah yang terbilang sdkit.

Lantas bagaimana meningkatkan kesejateraan bagi guru honorer seperti kami?

Sementara mau jadi petani nanggung, terikat dengan tanggung jawab. Mau ikut PNS harus punya sertifikasi dan pendataan lewat aplikasi dapodik. Belum lagi persaingan dan saling sikut dalam penjaringan.

Semua itu memutar, bahkan angin sepoi-sepoi yang berhembus dari dedaunan pohon kelapa pun tak mampu menahan kekisruhan hati saya.

"Ah, sampai kapan persoalan kesejahteraan guru ini berakhir?"

Mateketen, 16 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun