Begitulah pernyataan-pernyataan itu keluar dari sebagian orang yang tidak meyakini karamnya perahu layar itu. Perdebatan pun bermunculan di mana-mana mengenai tragedi pilu yang di alami si perahu layar misterius itu. Namun mereka tidak pernah tahu, di saat yang bersamaan dengan karamnya perahu layar itu, di dunia lain terjadi peristiwa yang memiluhkan.
Seorang gadis belia bernama Jezebel* menemukan banyak bangkai manusia yang tergeletak di pasir juga mengapung di air laut saat dia turun ke pantai. Bangkai-bangkai itu banyak di penuhi sayatan pedang, banyak juga yang tertusuk anak panah, banyak juga tubuh yang di lubangi peluru senapan.
Manusia-manusia itu terbunuh dengan percuma. Tiada yang pernah tahu, bahkan Jezebel itu sendiri. Dia hanya meyakini bahwa bangkai-bangkai yang bergelimpangan di pasir juga mengapung di air itu adalah bentuk kebuasan manusia yang sesekali muncul. Sementara kebuasan itu sering lahir dari rasa ketidak puasan antar sesama.
Kini hanya dia satu-satunya manusia yang bertahan dan menyaksikan itu semua. Dia menyaksikan bangkai-bangkai itu juga mencium bau busuk kedalam rongga hidungnya. Dia Jezebel adalah saksi pembantaian manusia dengan manusia dari sikap kebuasan.
                ***
Di suatu pagi, seorang nelayan duduk di pantai sembari melihat perahunya. Lalu matanya menyoroti setangkai bambu dengan layar terbentang mengapung di atas air. Dia menyakini itulah layar perahu misterius itu, maka dengan cepat dia bergerak menuju setangkai bambu dengan layar terbentang mengapung yang dia temui.
Perlahan dia melihat ada sebuah pesan yang tertulis di sana. Lalu dibukanya layar itu,
"Layar keabadian, membawa keindahan menawar kebahagiaan. Singkirlah sikap barbar dan kebuasan untuk menghentikan kematian dan tangisan di setiap mata."
Nelayan itu terdiam sesaat ketika membaca pesan itu. Dia tidak paham apa yang tertulis, pikiranya hanya dicukupkan untuk membaca. Lalu di baliknya layar itu, ada sepotong tulisan lagi tertulis di sana,
"Petaka mengahampiriku, aku karam karena ada badai tangis dengan gelombang luka di ujung dunia. Jangan tutup mata juga telinga ketika ada petaka."
*Dikembangkan dari Cerpen Jezebel karya Seno Gumira Ajidarma
Mateketen,15 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H