Iya, selang empat tahun kemudian, hujan bulan Juni tidak lagi kunjung datang. Mereka selalu menanti dan terus menanti, hujan bulan Juni tidak pernah datang lagi. Sampai empat puluh tahun, mereka terus menanti dan selalu menanti.
"Jadi seperti itu kisah lengkapnya." Ujar kakek Dahlan menyudahi ceritanya.
                ***
Suatu malam di musim dingin, aku sedang duduk di berandah toko buku. Tiba-tiba, seorang perempuan cantik mengenakan jacket tebal dengan khimar sofft grey masuk ke dalam tokoh. Lalu bertanya ke kasir,
"Disni jual hujan bulan Juni?"
Tanyanya itu buat aku kaget bukan main Kasir juga sama kagetnya. Lalu kasir itu menjawab.
"Kami tidak jual hujan bulan Juni disini mbak."
"Lantas, apa yang kalian jual?" Tanya perempuan itu sembari melihat tumpukan buku yang tersusun rapi di setiap rak.
"Kami hanya jual buku bacaan mbak."
Perempuan itu masih diam sembari mengamati juga membuka satu persatu buku yang tersusun rapi itu. Lalu di tariknya sebuah buku dan menujukan ke kasir.
"Ini mbak yang saya maksudkan. Buku hujan bulan Juni."
Si kasir lalu menarik napas panjang dan berkata, "Oh iya mbak, buku hujan bulan Juni karangan pak Sapardi Djoko Damono."
Mateketen, 12 Juli 2021