"Oh, hanya sekitar 15 menit kak. Tidak sampai jam." Ucap Bili
"Wah dekat ya, ayo pak bentor bawa kami ke Desa Bobanehena." Seru saya dan kami pun lalu.
Bentor bergerak cepat, melewati monumen patung dengan corak seorang ibu menenteng saloi. Lalu bergerak menuju selatan melewati setiap desa dengan rumah yang berjejer rapi dengan rimbun pohon di depan. Bentor yang kami tumpangi terus melaju di lintasan lurus lalu sesaat belok dan masuk di jalan yang ukurannya sekitar satu setengah meter dan kami berhenti tepat di depan kantor desa Bobanehena. Rekan-rekan kami pun terlihat suda menuggu dan menyembut kedatangan kami.
"Wah, saya kira kaka tidak jadi kemari. Selamat datang kak." Ucap Ahmat sembari menyalami kami.
Iya, Ahmat adalah orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini. Di samping sebagai wakil ketua Hima PGSD, dia ditugaskan oleh kampus untuk mengawal total seluruh program dan nasib rekan-rekannya.
"Iya, kebutulan kak di ajak sama Akbar. Dan kegiatan yang di usung juga sangat bagus jadi kak ke sini. Trus bagaiaman kabar kalian?."
"Iya kak, Alhamdulillah semua baik. Kedatangan kami di sini juga di sambut baik oleh pemerintah desa dan masyarakat disini."
"Wah syukurlah. Harapnya dengan begitu program yang di buat bisa berjalan baik ya."
"Iya kak, di sini berkat dukungan dari masyarakat beberapa program yang kami usung juga suda terealisasi."
Diselah diskusi kami, pak Sekdes datang menyambut kami dan mengarahkan tempat tinggal untuk kami berlima yang baru tiba. Sesuai arahan, Imha dan Mira tinggal serumah di komplek pekuburan yang letaknya di tepih pantai. Sementara Indri di arahkan tinggal bersebelahan dengan Ahmat di komplek ujung. Lalu saya dan Akbar di arahkan tinggal di rumanya pak Sekdes. Setelah penyambutan dan urusan tempat tinggal selesai, kami pun bubar saat hari mulai gelap.