Tepat didepan pintu dek 2 kapal kami duduk. Iya, di samping kami mengamati pemandangan saat perjalanan di situ itu juga kami dapat menikmati udara yang dengam bebas keluar masuk mengusir hawa panas. Selang berapa menit, mesin kapal di nyalahkan. Setelah nahkoda memastikan semua penumpan sudah naik, juga surat berlayar telah di kantongi maka tali pandara pun dilepaskan.
Kapal mulai berjalan, riuh suara dari pecah arus pun mulai terdengar di bawa kolong kapal. Sesekali kapal terasa naik turun saat menantang gelombang. Sementara terlihat di kejauhan, mendung menyelimuti pulau Halmahera. Melihat cuaca yang kurang bersahabat Imha terlihat mulai cemas.
"Santai saja, ini hanya gelombang pantai. Sebentar lagi lautnya suda tenang ketika kapal sudah mulai menjauh dari garis pantai." Ucapku mencoba mengurai kecemasan yang di rasakan.
"Iya, semoga saja kaka air laut tenang sampai di tempat tujuan." Ucap Imha
Kapal terus berjalan, melewati beberapa gugusan pulau juga perahu nelayan di sisi kiri dan kanan kapal. Â Air laut pun sudah mulai tenang saat kapal sudah benar-benar jauh dari garis pantai. Tidak ada lagi arus apalagi gelombang, hanya terlihat ada tumpukan sampah yang terapung membuat nahkoda menuntun haluan kapal coba menghindar dari tumpukan sampah itu. Melihat sampah-sampah yang mengapung itu, saya jadi ingat riset yang pernah saya buat beberapa tahun lalu saat saya masih jadi seorang kuli tinta di sebuah media online.
Dari riset itu, sampah adalah permasalahan yang paling sulit di selesaikan bukan hanya di pemerintah daerah melainkan pemerintah pusat juga. Dan tafsiran saya soal sampah yang beberapa tahun belum bisa di selesaikan terbukti sampai sekarang. Sampah adalah persoalan serius, dan jika persoalan ini dilimpahkan seluruhnya pada instansi terkait saya rasa persoalan ini tidak pernah selesai. Maka saatnya kita harus bergandeng tangan dengan mereka untuk sama-sama kita selesaikan persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah itu.
Sudah satu jam kami di dalam kapal. Dari informasi yang saya terima oleh penumpang lain, satu jam lagi kapal akan tiba ditempat tujuan. Saat Imha, Indri dan Mira memilih tidur, saya lalu mengajak Akbar duduk dihaluan kapal untuk sekedar bercerita lepas sembari menikmati pemandangan yang disajikan.
"Pengabdian itu baik Bal. Terlebih kepada masyarakat. Walau hanya sedikit yang kita kasih tapi itu lebih baik dari diam kita ke mereka." Ucap saya
"Iya kak, kita akan terus mendorong agar teman-teman selalu sedia berbagi dengan masyarakat kita."
"Iya, di tahun 2021 ini adalah yang perdana. Maka harus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Jadikan pekan pengabdian kita yang perdana ini sebagai budaya akademik yang nanti diwariskan oleh generasi kemudian. Intinya pengabdian adalah bagian dari ruh Mahasiswa PGSD Unkhair."
"Iya kak, semoga Tuhan selalu merahmati semua langka kita."