Istriku hiteris minta ampun, saat menyaksikan tubuhku yang sudah membusuk. Dia menangis sejadi-jadinhya, dia tak menyangka percakapan tiga hari yang lalu menjadi percakapan terakhir.Â
Saat itu sebelum aku pergi, ku kecup keningnya seraya mengucapkan kata cinta sedang anak-anak aku rangkul dan aku peluk. Saat ini istri dan anak-anak masih menangis dalam duka yang mendalam, istriku menangis menjerit kemudian pinsan dan menangis lagi sejadihnya. Ini takdirku, semoga kau bisa mewujudkan harapan kita bahwa kelak satu dari mereka menjadi Jurnalis hebat melebihi aku.
Pesanku terakhirku kepada kalian "lebih baik hidup meralat dan mati di tangan orang bejat dari pada hidup bergelimang harta dan mati dengan bertabur dosa yang menyengsarakan"
Ternate 23/08/2019 pukul 10:32 wit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H