Mohon tunggu...
Muhammad Faisal Syanil
Muhammad Faisal Syanil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030132 UIN Sunan Kalijaga

Hai, kenalin gua faisal. Di sini gua akan mencoba membuat konten seputar film, anime, olahraga, maupun hal-hal yang lagi viral. So di tunggu aja ya konten-konten dari gua!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UMKM di Yogyakarta: Kisah Seorang Mahasiswa dengan Bisnis Smoothies-nya

23 Juni 2024   22:46 Diperbarui: 23 Juni 2024   23:32 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah hiruk-pikuk kota Yogyakarta, banyak anak muda yang berusaha merintis bisnis untuk menggapai kesuksesan. Salah satunya adalah Rifki, seorang mahasiswa yang berusaha membangun usaha minuman smoothies di sela-sela kesibukannya kuliah. Afrizal Rifki Fatoni, seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang sedang menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga, kini dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses merintis bisnis smoothies di kota pelajar tersebut.

Berikut adalah wawancara antara Faisal dan Rifki yang memberikan gambaran lebih jelas tentang perjalanan dan tantangan yang dihadapinya dalam merintis bisnis ini.

sumber: pribadi
sumber: pribadi

Wawancara dengan Rifki

Faisal (00:00):

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini saya akan mewawancarai teman saya yang akan menjelaskan tentang UMKM di Jogja. Pertama-tama, nama mas siapa?

Rifki (00:15):

Terima kasih sebelumnya atas kesempatannya. Nama saya Rifki, cukup dipanggil Rifki saja.

Faisal (00:29):

Nama lengkapnya siapa, mas?

Rifki (00:31):

Afrizal Rifki Fatoni. Umur saya sekarang 19 tahun.

Faisal (00:39):

Sekarang sedang berkegiatan apa?

Rifki (00:44):

Saya sedang kuliah di UIN Sunan Kalijaga di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, jurusan Ekonomi Syariah.

Faisal (00:54):

Tinggalnya di mana?

Rifki (01:01):

Asal saya dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Tapi sekarang saya tinggal di Bantul.

Faisal (01:11):

Pertanyaan pertama, mas jualan apa sih?

Rifki (01:17):

Saya sekarang jualan produk minuman bernama smoothies. Ini hampir mirip jus, tetapi ada pembedanya. Smoothies diambil dari sari buah, dicampur dengan susu, es, dan ditaburi topping keju.

Faisal (01:44):

Jadi, bedanya smoothies sama jus itu di situ? Bisa dijelaskan lebih lanjut perbedaannya?

Rifki (01:57):

Kalau jus cukup dengan mengambil sari buah, mencampur air es dan gula. Sedangkan smoothies lebih bervariasi dan update. Pembuatannya dari sari buah dicampur es dan susu, diblender, lalu dituang dan diolesi krim putih serta ditambah topping keju.

Faisal (03:01):

Kalau tidak suka keju, bisa request tanpa keju?

Rifki (03:15):

Ya, bisa. Smoothies lebih bervariasi, tidak hanya satu adonan.

Faisal (03:34):

Kelebihan smoothies sendiri apa?

Rifki (03:51):

Kelebihan smoothies dari segi rasa tidak hanya satu rasa. Jus misalnya hanya rasa buah tertentu, sedangkan smoothies bisa ditambah topping yang berbeda-beda, seperti krim dan keju di atasnya.

Faisal (04:28):

Kalau mau beli, di mana bisa menemukannya? Ada Instagram atau WhatsApp?

Rifki (05:05):

Namanya Q&A Smoothies, bisa dicek di Instagram dan ada kontak WhatsApp yang tertera.

Faisal (05:17):

Nama Instagram dan WhatsApp-nya apa?

Rifki (05:20):

Instagram-nya Q&A Smoothies, kontak WhatsApp bisa dicek di profil Instagram.

Faisal (05:36):

Sejarah awal terbentuknya bisnis smoothies ini bagaimana?

Rifki (06:03):

Awalnya, saya masih kuliah semester satu dan merasa gabut saat liburan. Saya mencoba minuman yang rasanya enak, ada kejunya. Akhir tahun 2023, saya coba membuat sendiri dan ternyata enak. Kebetulan orang tua punya rumah makan, saya tambahkan menu smoothies di sana. Setelah berjalan, saya membuka usaha di Jogja, dan alhamdulillah berjalan dengan baik.

Faisal (07:51):

Tantangan apa yang dihadapi saat membangun dan menjalankan bisnis ini?

Rifki (08:14):

Tantangan internal adalah rasa malas, terutama saat penjualan sepi. Hal ini mempengaruhi psikologi dan motivasi. Tantangan eksternal adalah cuaca, misalnya hujan yang membuat orang malas membeli minuman dingin.

Faisal (09:41):

Berapa pelanggan terendah dalam sehari?

Rifki (09:53):

Pernah hanya 5-6 pelanggan dalam sehari.

Faisal (09:56):

Apa enaknya menjalankan bisnis di usia muda?

Rifki (10:10):

Enaknya, kita bisa mencari uang sendiri, menabung, dan membeli apa yang diinginkan. Rasanya lebih memuaskan karena hasil usaha sendiri dibandingkan pemberian orang lain.

Penjelasan Lebih Lanjut Perjalanan Bisnis Rifki

sumber: pribadi
sumber: pribadi


Rifki, seorang mahasiswa Ekonomi Syariah di UIN Sunan Kalijaga, memulai bisnis smoothies-nya dari sebuah kebosanan di masa liburan. Ide itu datang saat dia mencoba minuman yang rasanya unik, mencampur sari buah dengan keju dan bahan lainnya. Dari situ, dia berpikir untuk menciptakan minuman yang serupa dan memutuskan untuk mencoba membuatnya sendiri. Setelah beberapa kali percobaan, Rifki menemukan resep yang pas dan memutuskan untuk menjualnya.

Dia memulai usahanya dengan menambahkan smoothies sebagai menu tambahan di rumah makan orang tuanya. Langkah ini cukup cerdas karena dia tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk tempat dan peralatan. Rifki juga mendesain gambar dan menu untuk menarik perhatian pelanggan.

Pada awal tahun 2024, setelah melihat respons positif dari pelanggan, Rifki memutuskan untuk memperluas usahanya dengan membuka cabang di Jogja. Meski masih muda, dia sudah menunjukkan keberanian dan kemampuan untuk mengelola bisnis sendiri.

- Tantangan yang Dihadapi

Setiap usaha pasti menghadapi tantangan, begitu juga dengan bisnis Rifki. Tantangan internal utama yang dia hadapi adalah rasa malas, terutama saat penjualan sepi. Kondisi ini mempengaruhi psikologi dan motivasi, membuatnya kadang merasa enggan untuk terus menjalankan bisnis. Namun, dia menyadari bahwa hal ini adalah bagian dari proses dan berusaha untuk tetap konsisten.

Tantangan eksternal datang dari faktor cuaca. Minuman smoothies yang dingin tidak selalu cocok dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah, terutama saat hujan. Orang-orang cenderung mencari minuman hangat saat hujan, sehingga penjualan smoothies bisa menurun drastis.

- Kelebihan Smoothies Rifki

Smoothies buatan Rifki memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya berbeda dari jus biasa. Selain variasi rasa yang lebih banyak, smoothies ini juga ditambah dengan topping seperti krim dan keju, yang memberikan pengalaman rasa yang lebih kaya dan menarik bagi pelanggan. Rifki juga memberikan fleksibilitas bagi pelanggan yang tidak menyukai keju, mereka bisa memesan tanpa topping tersebut.

Selain itu, proses pembuatan smoothies yang lebih bervariasi dan modern membuatnya lebih menarik bagi konsumen muda yang mencari sesuatu yang baru dan berbeda. Inovasi inilah yang menjadi salah satu kunci sukses bisnis smoothies Rifki.

sumber: rifki
sumber: rifki
- Strategi Pemasaran

Rifki memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran utama. Dengan akun Instagram @Q&A_Smoothies, dia dapat menjangkau lebih banyak pelanggan potensial dan memudahkan mereka untuk melakukan pemesanan. Di Instagram, dia tidak hanya memposting foto-foto menarik dari produk smoothies-nya, tetapi juga memberikan informasi kontak untuk pemesanan lebih lanjut melalui WhatsApp.

- Kesimpulan

Kisah Rifki adalah contoh nyata dari semangat anak muda dalam merintis usaha. Dengan inovasi dan kegigihan, dia berhasil mengembangkan bisnis smoothies di Jogja. Tantangan yang dihadapinya, baik internal maupun eksternal, menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang ingin memulai usaha. Dukungan dari keluarga dan pemanfaatan media sosial juga berperan penting dalam kesuksesan bisnisnya. Semoga kisah Rifki dapat menginspirasi banyak orang untuk berani mencoba dan terus berusaha mencapai impian mereka. Melalui bisnisnya, Rifki menunjukkan bahwa dengan ide kreatif, kemauan keras, dan pemanfaatan teknologi, siapa pun bisa meraih kesuksesan. Ini adalah bukti bahwa usia muda bukanlah halangan, melainkan kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Narasi berita ini menggambarkan perjalanan inspiratif Rifki dalam merintis dan mengembangkan bisnis smoothies di Yogyakarta, menyoroti tantangan dan keberhasilannya serta memberikan pelajaran berharga bagi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun